Jakarta  (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Jumat pagi, menguat 30 poin menjadi Rp10.920/11.000 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.950/11.050, karena pelaku pasar kembali membeli rupiah.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Jumat, mengatakan, aksi beli rupiah di pasar uang merupakan faktor utama yang mendorong mata uang Indonesi itu naik, namun kenaikan rupiah tidak besar.

Hal ini disebabkan minat beli pelaku pasar masih kecil, mereka sedang memfokuskan perhatian pada pasar global, terutama di Amerika Serikat, tempat pemerintahnya sedang berusaha mengurangi ketatnya likuiditas pasar, katanya.

Rupiah, menurut dia, kemungkinan besar masih terus menguat karena pasar cenderung positif, apalagi mata uang asing itu melemah terhadap mata uang utama Asia lainnya.

Kenaikan rupiah dua hari lalu juga berkat penurunan suku bunga AS menjadi 0,25 persen atau turun 75 persen dari sebelumnya 1 persen, ucapnya.

Dalam kondisi pasar seperti ini, menurut dia, Bank Indonesia seharusnya dapat memanfaatkannya dengan masuk ke pasar sehingga kenaikan rupiah akan lebih besar.

Namun BI mempunyai kebijakan lain dalam melakukan intervensi terhadap rupiah, ujarnya.

Ia mengatakan, posisi rupiah yang berada di bawah angka Rp11.000 per dolar AS sejak tiga hari lalu menunjukkan pasar masih positif terhadap pergerakan mata uang lokal itu, setelah sebelumnya merosot hingga mencapai Rp12.350 per dolar AS.

"Kami memperkirakan rupiah pada sore nanti akan kembali menguat, melihat permintaan dolar AS di pasar domestik mulai berkurang,"katanya.

Rupiah selama pekan ini cenderung menguat terhadap dolar AS meski masih bergerak dalam kisaran antara Rp10.900 sampai Rp11.000 per dolar AS. (*)
 

Copyright © ANTARA 2008