Pontianak (ANTARA News) - Seorang peneliti dari Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat, Dr Farah Diba, mengingatkan masyarakat daerah tersebut untuk melakukan tindakan preventif dalam mengatasi perkembangbiakan dan serangan rayap saat musim hujan. "Pontianak merupakan daerah yang rawan. Memiliki tanah yang cocok untuk perkembangbiakan rayap," kata Peneliti Rayap dari Fakultas Kehutanan Untan, Farah Diba, di Pontianak, Kamis. Berkaitan itu, dosen Fakultas Kehutanan tersebut mengingatkan agar masyarakat melakukan tindakan pencegahan terhadap serangan hewan itu. Tindakan preventif semisal inspeksi ke tempat menyimpanan buku-buku atau rak dan lemari pakaian, dan lain-lain, perlu dilakukan. Liang atau jalan masuk rayap yang biasa terbuat dari tumpukan tanah kering di tiang bangunan atau dinding rumah, mesti dibersihkan. "Pembersihan sebaiknya dilakukan dua kali dalam sepekan," katanya. Menurut dosen yang menyelesaikan studi doktoral mengenai Aspek Fisiologi Rayap, pemanfaatan sekresi pertahanan diri rayap untuk antimikroba di IPB itu, tindakan yang dapat dilakukan, pencegahan secara manual dengan membongkar jalan masuk atau koloni yang dibangun rayap. Upaya lainnya dengan memberikan cairan pembasmi yang tersedia di toko bangunan dan bahan kimia. Ia mengatakan, perkembangbiakan rayap meningkat pesat saat musim hujan antara bulan September - Desember ini. Rayap tanah yang banyak terdapat di Kalbar, saat musim hujan akan naik ke permukaan, naik ke bangunan dan menempati bagian rumah atau bangunan yang tersembunyi dan berkembangbiak. Selama musim hujan pula, rayap akan membentuk koloni baru, mencari pasangan untuk berkembangbiak. "Laron yang banyak bermunculan saat musim hujan, merupakan rayap dewasa dari jantan dan betina yang sedang mencari pasangan," katanya. Rayap memiliki keunikan sebagai serangga kecil, lemah dan buta, tetapi karena hidup dalam koloni (satu kelompok yang solid dan kompak), anggota koloninya bisa berjumlah satu juta ekor yang berasal dari satu ekor rayap betina (ratu) dan satu ekor rayap jantan (raja). Koloni tersebut saling tolong menolong, maka dapat melumpuhkan bangunan. Wilayah Kalbar, menurut ia, merupakan daerah yang cocok bagi tumbuh dan kembangnya rayap tanah yang disebut Coptotermes. Ini merupakan salah satu rayap yang cukup "ganas" dengan kemampuan merusak yang tinggi. Selain jenis itu, terdapat pula rayap Schedorhinotermes yang juga banyak merusak bangunan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008