Jakarta (ANTARA News) - Portal berita antaranews atau www.antara.co.id dan harian Sinar Harapan, di Jakarta Kamis sore, menerima penghargaan sebagai media massa peduli buruh migran dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang bekerjasama dengan Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP), Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, dan the Institute for Ecosoc Rights.
Penghargaan kepada kedua media massa disampaikan di gedung Komnas HAM Jalan Latuharhary Menteng, Jakarta Pusat oleh P Prasetyohadi, dewan juri yang juga peneliti dari the Institute for Ecosoc Rights, dan Hanif Suranto dari LSPP.
Berdasarkan pengamatan selama enam bulan, Juni hingga Desember 2008, terhadap 11 media massa dan diperkuat oleh penilaian dewan juri, maka Sinar Harapan ditetapkan sebagai media massa terbaik dalam melaporkan peristiwa-peristiwa berdimensi penghormatan pada hak asasi buruh migran Indonesia (BMI), sedangkan antaranews dinobatkan sebagai media yang tersering melaporkan peristiwa mengenai buruh migran Indonesia.
Dewan juri menetapkan pengamatan terhadap 11 media massa yang karena teknologi modern kini telah memiliki daya jangkau yang jauh lebih luas, lebih cepat, sehingga berpotensi menimbulkan dampak positif bagi pemajuan kesadaran HAM apabila terus didorong untuk menunjukkan peran-peran positifnya.
Kesebelah media yang diamati dan dinilai adalah Sinar Harapan, kompas.com, Suara Pembaruan, Suara Merdeka, detik.com, antaranews (www.antara.co.id), Media Indonesia, Okezone.com, Tempointeraktif, Liputan^.com dan Republika.
Pengujian untuk penghargaan didasari dua pendekatan yakni pendekatan mutu berita (kualitatif) dan pendekatan banyaknya berita yang disiarkan (kuantitatif).
Penilaian dilakukan oleh tiga juri yakni Ignatius Haryanto, peneliti media massa dari LSPP, Wahyu Susilo peneliti dan pemerhati buruh migran dari international NGO Forum on Indonesian Development (Infid), dan P Prasetyohadi peneliti dari the Institute for Ecosoc Rights.
Meskipun media-media massa lain cukup sering memberitakan masalah buruh migran, menurut dewan juri, antaranews adalah media massa yang paling tinggi proporsinya dalam memberitakan masalah buruh migran.
Rata-rata dijumpai 15 pucuk berita tentang buruh migran di antara rata-rata 3.030 berita umum yang diterbitkan setiap bulannya. "Ini sebuah prestasi yang wajib kita hargai," katanya. (*)
Keterangan foto
Dari kiri ke kanan: Anton Santoso dari Multimedia Gateway ANTARA yang mengelola antara.co.id; Hanif Suranto, juri dari Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LPSPP); Wahyu Dramastuti dari harian Sinar Harapan; dan Direktur Institute Ecosoc Right (Ecosoc) Sri Palupi.
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008
Semoga tetap konsisten dalam memberitakan kondisi buruh migran yang selama ini menjadi korban kebijakan negara!
peduliburuhmigran.blogspot.com
Mereka akan terbantu dan berterimakasih atas pemberitaan yg profesional! Juga sbg sumber info, terutama dlm pilih negara tujuan yg MANUSIAWI!!
Seharusnya para DPL kita jangan hanya mikir kapan naik \"pangkat\" dan uang representasi!
PEKERJA MIGRAN : PAHLAWAN DEVISA!
Banyak DPL kita : PENGHAMBUR DEVISA!
Hasil kerja Buruh Migran kita cukup utk beli puluhan Sukhoi/tahun!
SELAMAT!