Riga (ANTARA News) - Semboyan "kemerdekaan adalah segala-galanya" sepertinya tidak berlaku universal. Suatu petisi berisi permohonan untuk dijajah sedang jadi favorit di Latvia.
Sebagaimana dilaporkan kantor berita DPA, petisi "online" itu berisi permohonan agar Swedia segera menyerbu Latvia.
Penggagasnya adalah Robets Safonov, warga Latvia yang muak dengan kegagalan pemerintah dalam mengatasi resesi besar serta lambannya usaha untuk keluar dari keadaan tersebut.
Safonov membuat suatu petisi "online" yang mengimbau Swedia untuk segera mengambil alih negaranya.
"Kami, warga Latvia ingin memohon kepada Swedia untuk menduduki Latvia. Kami menganggap negara Latvia sudah tidak punya lagi alasan untuk tetap ada. Kami ingin menjadi warga Swedia dan berjanji akan mematuhi semua peraturan Swedia; asalkan kami mendapat kewarganegaraan Swedia dan memperoleh hak-hak sebagaimana rakyat Swedia," tulis petisi itu.
Informasi dari mulut ke mulut maupun media setempat membuat petisi itu pada hari Rabu telah ditandatangani lebih dari 10 ribu warga Latvia.
Latvia pernah dijajah Rusia, Jerman, Polandia dan Swedia. Penjajah yang disebut terakhir itu berkuasa mulai 1621 hingga 172 tahun kemudian, namun banyak orang hingga sekarang menganggap masa itu sebagai "zaman keemasan".
Swedia dikenal sebagai penjajah yang murah hati, yang memperbaiki standart hidup, membangun sekolah dan secara umum dianggap lebih beradab dibanding penjajah selanjutnya yaitu Rusia.
Riga bahkan pernah menjadi kota terbesar se-kerajaan Swedia dan mengalahkan Stockholm.
Gagasan untuk dijajah lagi mungkin terdengar lucu, tapi hal itu bukan khayalan. Berbagai perusahaan dan bank Swedia adalah salah satu kelompok investor terbesar di Latvia dan mereka akan rugi besar jika ekonomi Latvia benar-benar kolaps.
Bank sentral Swedia pada hari Selasa telah menandatangani kesepakatan dengan bank sentral Latvia untuk menjamin pinjaman jangka pendek sebesar 375 juta euro. Demark juga telah berikrar memberi pertolongan untuk Latvia.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008