Jakarta  (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Kamis sore, akhirnya bergerak turun setelah tiga hari lalu menguat, antara lain dipicu penurunan suku bunga AS sebesar 75 basis poin menjadi 0,25 persen. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun 25 poin menjadi Rp10.975/11.025 dibanding hari sebelumnya Rp10.950/11.005 per dolar AS. Direktur Utama PT Finance Corpindo, Edwin Sinaga, di Jakarta, Kamis, mengatakan, koreksi terhadap rupiah pada sore ini dinilai wajar, setelah mengalami kenaikan yang cukup tajam, akibat merosotnya dolar AS di pasar global. Pelaku pasar melihat adanya peluang pasar melepas rupiah untuk mencari untung. Namun aksi lepas rupiah tidak besar dan relatif masih kecil, katanya. Posisi rupiah, lanjut dia, masih cukup bagus di bawah angka Rp11.000 per dolar AS yang menunjukkan bahwa pelaku pasar masih bersikap hati-hati terhadap mata uang Indonesia pada saat ini. "Kami memperkirakan rupiah masih ada peluang untuk naik lagi, karena mata uang AS itu di pasar cenderung melemah terhadap mata uang utama Asia," katanya. Koreksi pasar terhadap rupiah, menurut dia, karena minat beli pasar terhadap dolar AS relatif masih kecil. Aksi beli dolar AS itu muncul menjelang penutupan pasar pada sore hari. Ia mengatakan, pelaku pasar masih sulit untuk menentukan sikap terhadap kedua mata uang itu, meski isu pasar cenderung untuk mendorong rupiah bergerak naik lagi. Rupiah pada pagi hari sempat naik 50 poin menjadi Rp10.900 dari sebelumnya Rp10.950 per dolar AS, namun pada penutupan sore ini melemah sebesar 25 poin. Hal ini menunjukkan aktivitas pasar masih tak menentu padahal mata uang AS itu di pasar global cenderung melemah, ujarnya. Ditanya mengenai Bank Indonesia (BI), ia mengatakan, BI kemungkinan tidak melakukan intervensi karena posisi rupiah dinilai masih cukup baik, dan kegiatan bank-bank asing terhadap valas juga tidak besar. Karena itu untuk sementara BI cenderung berdiam diri meski tetap mengamati pergerakan valas terutama bank-bank asing, ucapnya. (*)  

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008