Kuala Lumpur, (ANTARA News) - Serikat pekerja Indonesia - Malaysia melakukan koalisi untuk melakukan advokasi bagi sekitar 2 juta tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.
Aspek (Asosiasi Serikat Pekerja) Indonesia dan UNI MLC (union network international Malaysian liaison council) meluncurkan Union migrant (Unimig) Indonesia atau serikat pekerja migran Indonesia (SPMI) di Kuala Lumpur, Kamis.
Hadir dalam peluncuran itu Presiden Aspek Indonesia Mohamad Hakim dan Presiden UNI MLC Mohamed Shafie Mamal, wakil dari UNI Asia Pasifik Kun Wardhana Abyoto serta para ketua organisasi atau paguyuban TKI di Malaysia, dan atase imigrasi KBRI Kuala Lumpur Sayed.
Presiden Aspek Indonesia Mohamad Hakim mengatakan, Aspek berafiliasi ke UNI (union network internasional) yang berbasis di Swiss yang memiliki kantor cabang di 152 negara dan 15 juta anggota atau pekerja di seluruh dunia.
"Oleh karena Indonesia tiap tahun mengirim 700.000 pekerja migran ke berbagai negara maka kami ingin memanfaatkan jaringan kami yakni UNI agar ikut melindungi kepentingan TKI," katanya.
" Dalam tiga tahun mendatang, kami akan mendirikan juga Unimig di Hongkong, Korsel, Taiwam dan negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi," katanya.
Presiden UNI MLC Mohd Safie Mammal mengatakan, akan membentuk "Help Desk" di 19 kantor cabangnya di seluruh negara bagian. "Sebanyak 19 kantor cabang UNI MLC di semenanjung Malaysia dan Borneo dapat dimanfaatkan untuk pembangunan Help Desk melakukan advokasi TKI," katanya.
Safie mengatakan, UNI MLC telah mengadakan kerjasama dengan Aspek Indonesia untuk membantu dan melindungi TKI di Malaysia. Kedua organisasi pekerja ini menandatangani kerjasama pada 15 Januari 2006 di Jakarta. Beberapa kemudian, UNI MLC mendirikan Help Desk bagi TKI di Kuala Lumpur, 19 Januari 2006.
"Kerjasama UNI MLC dengan Aspek Indonesia ternyata mendapat protes keras dari NGO dan serikat pekerja lainnya. Kenapa hanya pekerja Indonesia saja yang dibela. Oleh sebab itu, help desk UNI MLC menerima semua pengaduan pekerja migran dari berbagai negara, Bangladesh, Nepal dan lainnya tanpa membedakan adama dan ras," katanya.
Sejak 15 bulan dibuka Help Desk oleh UNI MLC telah menangani 436 pekerja dengan berbagai kasus dengan perolehan uang 840.00 ringgit (Rp26 miliar) untuk diberikan kepada pekerja migran yang dirugikan majikan atau perusahaan.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008