"Bantuan paket sandang itu berupa pakaian, handuk, selimut maupun pakaian dalam pria dan wanita," ucap Penanggung Jawab Program ACT Sulawesi Tengah Mustafa di Palu, Jumat.
Ratusan paket sandang itu telah disalurkan oleh ACT, Kamis (30/1) dan diserahkan langsung oleh penanggung jawab program ACT Sulawesi Tengah Mustafa kepada para penyintas bencana banjir rob tersebut.
Mustafa mengatakan bantuan itu sangat layak diberikan kepada mereka karena selama ini jika banjir rob terjadi, rumah mereka direndam banjir yang letaknya tepat di bibir pantai.
“Mudah-mudahan bantuan ini dapat meringankan beban mereka yang selama ini menjadi korban banjir rob tersebut. Kami di ACT hingga saat ini masih terus membersamai warga Lompio,” kata Mustafa.
Mustafa yang merupakan alumni pascasarjana Universitas Padjajaran ini juga mengungkapkan ACT tidak hanya menyalurkan paket sandang namun juga telah membangun masjid permanen, pipanisasi untuk warga dan bangunan sekolah permanen khususnya di Kecamatan Sirenja.
Salah seorang relawan ACT Tri Eka Putri (27) yang bertugas dalam pendampingan penanggulangan penyintas di Desa Lompio mengatakan banjir rob terjadi di Desa Lompio bukan kali pertama melainkan telah terjadi berulang-ulang sejak pascagempa bumi dan tsunami, hingga kini.
Menurut Eka, saat ini korban banjir rob tersebut telah mengungsi ke lokasi dataran tinggi. Namun sebagian warga memilih bertahan di rumah mereka.
“Ribuan warga desa lompio itu terdampak banjir rob. Mereka kini tinggal di pondok kebun mereka di dataran tinggi dan sebagian memilih bertahan di rumah mereka di bibir pantai”, ujar Eka.
Eka juga menambahkan jika banjir rob terjadi banjir tidak hanya menggenangi rumah warga namun juga menggenangi badan jalan. Sehingga akses jalur utama yang menghubungkan Kabupaten Tolitoli dan Buol itu tidak bisa dilalui.
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020