Hampir setiap hari pasangan muda-mudi datang ke tempat itu. Kebanyakan di antara mereka adalah para pelajar berseragan dan mahasiswa.
"Biasanya sekitar pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB mereka sudah datang. Pokoknya saat jam pelajaran sekolah berlangsung, pasti ada saja pasangan muda-mudi kesini," kata penjaga bendungan sungai Musyafak, Kamis.
Guru ngaji di desa setempat itu lebih lanjut menuturkan, pernah suatu ketika dirinya menyiram dengan air pasangan muda-mudi sedang berbuat tidak senonoh di balik semak belukar di sekitar bendungan itu. Tapi pelakunyajustru menantang berkelahi.
"Waktu itu saya sudah tidak tahan melihat ulahnya. Ceweknya memakai jilbab waktu itu. Tapi jilbabnya malah dijadikan alas berkencan," tutur Musyafak, tanpa menyebutkan nama nama dan asal pasangan muda-mudi tersebut.
Menurut Musyafak, pihaknya sudah melaporkan kejadian itu ke pihak yang berwajib, yaitu Satpol PP.
"Memang pernah ada operasi dari Satpol PP Pamekasan yang datang kesini, tapi waktu itu lambat. Orangnya sudah pulang, Satpol PP-nya baru datang. Jadi gak dapat sasaran," kata Musyafak menjelaskan.
Secara terpisah Kepala Seksi Penegakan Perda Samsulridjal Arifin menyatakan, selama ini Satpol PP memang sering menerima laporan dari masyarakat tentang keberadaan bendungan Samiran yang dijadikan tempat mesum itu. Tapi pihaknya belum bisa melakukan operasi secara maksimal karena banyak kegiatan.
"Di sana memang menjadi catatan kita. Tapi suatu saat nanti pasti kita lakukan operasi lagi," kata Samsuridjal menjelaskan.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008