Oran, Aljazair (ANTARA News/Reuters) - Para menteri perminyakan negara-negara OPEC menyetujui pemangkasan produksi minyak pada tingkat terbesar dalam sejarah 2,2 juta barel per hari, demi menyeimbangkan arus suplai dengan turun drastisnya permintaan BBM di seluruh dunia. Keduabelas anggota OPEC juga berupaya membangun landasan baru setelah harga minyak jatuh lebih dari 100 dolar AS dari posisi puncaknya yang tercetak di bulan Juli lalu 147 dolar AS per barel. Pemangkasan pagu produksi ini efektif mulai 1 Januari 2009 dan akan berada setidaknya dipatok 2 juta barel per hari seperti disetujui OPEC September lalu. Pemangkasan produksi minyak ini membuat target suplai sebelas negara anggota OPEC, di luar Arab Saudi, dibatasi pada 24,845 juta barel per hari atau 15 persen lebih rendah dari output September lalu. "Saya harap kami mengejutkan anda karena jika tidak kami mesti berbuat sesuatu untuk itu," kata Presiden OPEC Chakib Khelil yang menjadi tuan rumah pertemuan OPEC kali ini. Harga minyak jatuh 3,54 dolar AS per barel menjadi 40,06 dolar AS menyusul rilis data ekonomi AS yang menunjukkan konsumsi minyak di negara penyerap ekpor terbesar dunia itu melorot tajam. Washington sendiri menuduh pemangkasan pagu produksi OPEC itu sebagai upaya mengakhiri era harga minyak murah. Pemangkasan produksi yang ketigakalinya di tahun ini, membuat output minyak OPEC surut hingga 4,2 juta barel per hari atau lima persen dari total kebutuhan minyak dunia telah ditarik kembali oleh OPEC dari pasar. "OPEC berkewajiban menjaga pasar cukup suplai dan mempertimbangkan kesehatan ekonomi dunia. Oleh karena itu, upaya-upaya membatasi manfaat BBM murah adalah tindakan picik," kata Juru Bicara Gedung Putih Tony Fratto. Resesi yang kian dalam memelorotkan permintaan BBM sampai dua tahun ke depan sehingga proses produksi ekonomi sehari-hari terpukul. Harga-harga jatuh hingga duapertiga tingkat harga semula sejak musim panas lalu dan para analis percaya bahwa pasar energi dunia sedang dihantam gelombang krisis keuangan dunia. "Perekonomian dunia telah mendorong harga-harga tumbuh lebih baik ketimbang yang bisa dilakukan OPEC. Maka, akan sulit jika pemangkasan produksi minyak ditujukan demi mengembalikan tingkat harga minyak mengingat lingkungan ekonomi sekarang sedang kacau balau," kata Gary Ross, CEO pada PIRA Energy. Pasti Presiden OPEC sendiri menyatakan bahwa organisasinya akan berbuat sebisa mungkin untuk menjamin tekanan-tekanan baru terhadap harga minyak bisa dijinakkan. "Saya bisa mengatakan pada anda pemangkasan ini akan diambil dan akan benar-benar diimplementasikan karena kami tidak memiliki pilihan lain. Jika tak dilakukan maka situasi akan bertambah buruk, " kata Khelil yang juga Menteri Energi Aljazair itu. Saudi Arabia, negara eksportir minyak terbesar dunia sebenarnya telah memelopori penurunan pagu produksi jauh sebelum disepakati OPEC, dengan menyasar level harga ideal 75 dolar AS yang disebut Raja Saudi Abdullah sebagai harga yang pantas. "Tujuan pemangkasan adalah agar pasar seimbang dan menghindarkan harga berputar lagi (naik). Pemangkasan ini bisa saja membuat harga minyak naik, tapi bisa juga tidak," kata Menteri Perminyakan Saudi, Ali al-Naimi. Harga minyak di bawah 50 dolar AS sungguh tidak membuat nyaman OPEC, khususnya Venezuela dan Iran yang sangat tergantung pada minyak berharga mahal untuk membiayai program-program pembangunan domestiknya yang ambisius. OPEC berharap pemangkasan besar-besaran akan mengantarkan harga minyak naik lagi ke level 75 dolar AS, sebuah posisi yang diyakini OPEC dapat merangsang investasi demi suplai energi di masa depan. "Anda mesti paham tujuan menciptakan level harga 75 dolar AS itu untuk tujuan mulia. Anda ingin semua produsen minyak berproduksi, namun produsen skala kecil tentu tidak bisa memproduksi minyak dengan harga cuma 40 dolar AS," kata Menteri Perminyakan Saudi yang amat berpengaruh itu dan tampaknya membawa pesan Raja Saudi agar produksi dipangkas. Negara ini sekarang hanya memompa minyak ke pasar 8,2 juta barel per hari, padahal Agustus lalu mencapai 9,7 juta barel per hari. Saudi menginginkan kuota produksinya menyusut menjadi 8,477 juta barel per hari di bawah pagu OPEC terbaru. OPEC juga sudah meminta produsen minyak non OPEC untuk juga menurunkan pagu produksi, namun Rusian dan Azerbaijan yang non OPEC dan turut menghadiri pertemuan OPEC di Oran, menolak permintaan ini. Saat berbicara di forum OPEC, Deputi Perdana Menteri Rusia Igor Sechin menandaskan tidak berencana ikut memangkas produksi minyak dan tidak pula berencana bergabung dengan OPEC. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008