Jakarta, (ANTARA News) - Pecatur nomor satu Irene Kharisma Sukandar dipastikan menyandang gelar GMW (Grandmaster Wanita) pertama Indonesia.
Prestasi itu menyusul pemberian sertifikat norma GMW ketiga untuk Irene yang diserahkan oleh presiden Konfederasi Catur ASEAN Ignatius Leong di Singapura Terbuka yang berlangsung pada 9 - 14 Desember 2008.
Irene memastikan meraih norma GMW ketiganya setelah dia menyelesaikan Olimpiade Catur di Dresden, Jerman baru-baru ini, demikian menurut Humas PB Percasi Kristianus Liem, Rabu.
Sabtu 13 Desember 2008, Singapura Terbuka sudah memasuki babak kedelapan. Irene yang gelisah karena tawaran remisnya ditolak oleh Yang Kaiqi (rating 2429) dari Cina, tengah berjalan menuju kamar kecil dan secara kebetulan berpapasan dengan Presiden Assosiasi Catur ASEAN Ignatius Leong yang langsung menahannya dan memberikan sertifikat yang diidam-idamkannya itu.
"Ah, yang benar, seriuskah ini,? kata Irene kepada Ignatius Leong. "Sebab sudah dihitung tempo hari rata-rata ratingnya kurang sedikit dari persyaratan?" jelas Irene polos.
"Kamu lihat saja sertifikat tersebut, siapa saja yang menandatanganinya? Perhatikan pula keaslian stempelnya. Kok bukannya senang malah meragukan?" ujar Leong.
Sementara kapten tim putri Indonesia untuk Olimpiade Dresden 2008 MF Sebastian Simanjuntak ketika dihubungi menyebutkan rating rata-rata lawan Irene masih kurang tujuh poin dari persyaratan minimal.
"Tapi ketika saya tanyakan ke Leong, beliau bilang biarlah itu tanggung jawab para wasit yang menghitung. Yang penting tanda tangan dan stempelnya asli," kata Sebastian yang juga main pada Singapura Terbuka dan Kuala Lumpur Terbuka.
"Sebagai wasit ketua Olimpiade Catur Dresden, tugas saya menandatangani seluruh sertifikat norma gelar yang disodorkan seluruh tim wasit yang bertugas di sana. Saya tidak merasa perlu mengecek ulang perhitungan maupun aturan mana yang mereka pergunakan. Saya percaya mereka semua memang sudah memiliki kualifikasi untuk itu,? jelas Ignatius Leong yang juga Sekjen FIDE itu ketika dihubungi.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008