Surabaya (ANTARA News) - Sedikitnya 80 inovasi rekayasa energi diusulkan dalam seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan (SENTA) 2008 di Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur, Rabu.
Dosen Teknik Sistem Perkapalan ITS, Irfan Syarif Arief, ST., MT. mengatakan, SENTA 2008 kali ini mengangkat isu yang hangat diperbincangkan, yakni kebutuhan akan energi alternatif, baru, dan terbarui.
"Kedepannya setelah penyelenggaran SENTA diharapkan dapat melahirkan forum independen yang membahas akan kebutuhan energi dimasa datang," katanya.
Menurut dia, pontensi laut beserta kekayaan sumber energi di dalamnya menjadi harta karun bagi rakyat Indonesia yang belum tersentuh. Berangkat dari kesadaran akan berbagai kekayaan laut, SENTA menjadi lahan bagi para peneliti untuk menemukan inovasi terpadu.
Kesadaran ini, menurut Irfan berdampak pada meningkatnya jumlah pemakalah dibanding tahun sebelumnya. "Tahun ini SENTA menerima lebih dari 80 materi dari pemakalah mengenai inovasi rekayasa energi," ujar dosen Teknik Sistem Perkapalan ini.
Hal serupa juga disampaikan oleh Dekan Fakultas Teknologi Kelautan, Prof. Dr. Ir. Djauhar Manfaat, MSc., PhD. yang mengatakan untuk menjadi bangsa besar jalannya tidaklah lain dengan memajukan teknologi kelautan.
"Kekayaan laut yang tidak tersentuh ini diharapkan mampu digali oleh beberapa kalangan, dan FTK ITS sebagai pusat studinya," katanya.
Untuk itu, SENTA 2008 mengangkat tema rekayasa energi untuk aplikasi teknologi kelautan. "Tujuannya tidak lain untuk melahirkan berbagai inovasi teknologi kelautan yang diharapkan mengatasi krisis energi," kata Djauhar.
Hadir dalam acara tersebut Asisten Menteri Bidang Lingkungan dan Kewilayahan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dr. Marwansyah Lobo Balia, MSc.
(*)
Editor: Luki Satrio
Copyright © ANTARA 2008