Jakarta (ANTARA News) - Sebelas warga Indonesia anak buah kapal (ABK) Malaysia disandera sekelompok bajak laut yang diyakini asal Somalia pada Selasa (16/12) di lepas pantai Yaman, namun belum diketahui tuntutan penyandera, termasuk kemungkinan permintaan tebusan.

"Belum ada informasi apakah mereka (perompak, red) minta tebusan atau tidak. Perompak biasanya meminta tebusan berupa kapal," kata Juru Bicara Deplu RI Teuku Faizasyah kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Yang dapat dipastikan saat ini, kata Faizasyah, adalah kesebelas warga negara Indonesia itu dalam keadaan sehat.

"Informasi mengenai kondisi warga kita tersebut didapat dari pihak Malaysia yang sudah dihubungi oleh para pembajak. Mereka mengatakan kondisi orang-orang Indonesia sehat wal`afiat," kata Jubir Deplu.

Deplu belum mengetahui identitas kesebelas ABK Indonesia itu.

"Yang pasti, pemerintah Indonesia terus berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam upaya menyelamatkan warga kita, termasuk dengan pihak perusahaan kapal di Malaysia serta perwakilan pemerintah Somalia dan Kenya di Jakarta," kata Faizasyah.

Seperti sebelumnya dilaporkan media asing, perompakan oleh kelompok penjahat terjadi Selasa malam di perairan Yaman.

Kelompok perompak yang ditengarai dari Somalia ini membajak kapal penarik milik Malaysia yang mempekerjakan awak Indonesia dan sebuah kapal kargo Turki.

Kapal penarik yang mempekerjakan ABK warga Indonesia diketahui milik Mas Indra Shipping Malaysian Sendirian Berhard yang berkedudukan di Port Klang, namun ketika perompakan terjadi, kapal dalam status disewa Muhibah Berhard untuk Total, perusahaan Perancis. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008