Para perokok di Kabupaten Garut menempati urutan tertinggi merokok dalam ruangan 95,3 persen.
Hannny menilai, merokok dalam ruangan membuat penghuni lain dalam ruangan, entah rumah atau bangunan lainnya menjadi perokok pasif. "Perokok pasif adalah orang yang paling dirugikan oleh para perokok aktif."
Pemerintah dan orang tua, seru Hanny, mesti memerhatian fenomena anak usia dini 11-14 tahun di Jawa Barat, yang rata-rata menjadi usia awal mereka menjadi perokok, sebesar 11,9 persen.
"Kondisi ini sangat memprihatikan sehingga diperlukan penyuluhan mengenai bahaya merokok sedini mungkin sejak di bangku SD," imbau Dr Hanny.
Persentase perokok terhadap non perokok di Jawa Barat mencapai 26,7 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan persentase nasional 23,7 persen.
Untuk menekan jumlah perokok di Jawa Barat, mulai tahun depan, Dinas Kesehatan Jabar akan membuat seribu papan reklama atau billboard yang disebar di seluruh Jabar.
"Jadi jika ada dua billboard iklan rokok maka akan ada satu billboard tentang bahaya rokok," kata Hanny. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008