Denpasar (ANTARA) - Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Bali Ketut Ardana mengatakan kunjungan wisatawan China ke Bali sedikit terhambat karena ada kasus wabah virus corana yang terjadi di bagian negara China.
"Kalau saya amati kunjungan wisatawan China masih banyak ke Bali, tapi ada beberapa daerah daratan China yang memang membatalkan kunjungan ke Bali," kata Ardana di sela acara sosialisasi dan edukasi terkait virus corona di Gedung Bali Tourism Board (BTB), di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan virus corana yang terjadi di kawasan negara China perlu diwaspadai, karena Bali merupakan daerah tujuan wisata dunia, termasuk juga datangnya turis-turis China. Namun wisatawan yang datang ke Bali dari negeri tirai bambu belum ada terbukti terpapar virus itu.
"Saat ini pemerintah sudah melakukan antisipasi dengan berbagai cara, salah satunya memasang alat pendeteksi suhu tubuh di pintu masuk Bali, yakni Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai," ujarnya.
Menyinggung kunjungan wisatawan ke Bali, Ardana mengatakan wisatawan asal China memang ada pembatalan. Tetapi pihak perjalanan wisatawan yang sudah memesan kamar tentu ada kebijakan, sesuai dengan imbauan pemerintah.
"Bisa saja pihak hotel memberikan kebijakan kamar-kamar yang sudah dipesan selanjutnya digunakan untuk waktu lain. Karena yang terjadi ini khan kejadian yang tidak terduga," ujarnya.
Sementara itu, dengan terjadinya kasus virus corona, rencana pelaksanaan "Bali Kintamani Festival" yang sedianya digelar 8 Februari 2020 ditunda, sebab pertunjukan tersebut juga melibatkan wisatawan asal China.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa mengatakan penudaan kegiatan festival tersebut dalam batas waktu yang tidak ditentukan sembari menunggu situasi di China kondusif.
Pemerintah Provinsi Bali sebelumnya telah menggandeng Asita yang menangani wisatawan China untuk mendatangkan sekitar 1.500 wisatawan menonton parade tersebut.
Mengenai merebaknya virus corona, Astawa mengakui tentunya akan berdampak bagi perekonomian Bali yang bergantung pada sektor pariwisata.
Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020