Jakarta (ANTARA) - Para wisatawan di Indonesia ternyata lebih mementingkan mendapat nilai lebih dari maskapai penerbangan dibandingkan dengan harga tiket yang murah.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Travelport (perusahaan yang melayani industri travel) dan Galileo Indonesia (distributor Travelport) melalui Travelport's 2019 Global Digital Research yang melibatkan 23 ribu wisatawan di seluruh dunia, mengungkapkan bahwa sembilan dari sepuluh wisatawan Indonesia (88 persen) menganggap bahwa nilai tambah adalah prioritas utama dalam memilih maskapai penerbangan.
Para wisatawan tersebut juga ingin mendapat layanan ekstra seperti ruang kaki yang lebih luas atau makanan ekstra. Menariknya lagi, wisatawan Indonesia tergolong paling rela memberikan lebih banyak informasi pribadi kepada pihak maskapai penerbangan asalkan mendapat penawaran khusus.
"Wisatawan di sini jelas rela berkorban untuk mencari nilai terbaik bagi rencana perjalanan mereka dan penyedia jasa pariwisata yang cerdas perlu memikirkan cara menyediakan hal tersebut," ujar Presiden Direktur Galileo Indonesia, Raymond Setokusumo dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Strategi Indonesia genjot kunjungan wisatawan Malaysia dan Singapura
Baca juga: Setiap tahun sekitar tiga juta wisatawan kunjungi Tembok China
Para wisatawan Indonesia juga disebut memiliki ekspektasi tinggi terhadap maskapai penerbangan yang akan dipilih. Kebanyakan mereka melakukan riset seperti kelebihan maskapai, rute/jadwal penerbangan, layanan pelanggan dan komentar para konsumen lain.
Pemesanan tiket secara daring yang memudahkan konsumen juga menjadi perhatian penting dari wisatawan Indonesia. Misalnya saja faktor kecepatan mencari rute atau fasilitas check in secara daring.
"Hampir sembilan dari sepuluh atau 86 persen wisatawan Indonesia menganggap pelayanan digital yang baik adalah hal yang penting dalam memilih maskapai. Ini tertinggi di dunia, angkanya mencapai 71 persen," jelas Raymond.
Meski banyak wisatawan yang tertarik menggunakan teknologi mutakhir dalam memesan perjalanan wisata, survei juga menunjukkan bahwa teknologi tidak selalu menjadi jawaban. Agen perjalanan konvensional juga tetap menjadi pilihan menarik para wisatawan khususnya generasi baby boomer dan Gen X.
Baca juga: Indonesia jaring wisatawan Lithuania
Baca juga: Korea pertimbangkan bebas visa bagi wisatawan Indonesia ke Pulau Jeju
Baca juga: Genjot jumlah wisatawan, Rusia akan permudah pengajuan visa bagi WNI
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020