Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah  di pasar spot antar bank Jakarta, Rabu pagi, menguat di bawah angka Rp11.000 per dolar AS, dipicu sentimen positif dari penurunan suku bunga AS oleh bank sentral AS (The Fed).

The Fed  memangkas suku bunga pinjamannya dari 1,0 persen menjadi hampir nol persen. Target suku bunga federal funds akan menjadi berkisar antara nol hingga 0,25 persen.

Tingkat suku bunga rendah yang belum pernah terjadi sebelumnya, diumumkan oleh Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang bertujuan memerangi deflasi dan memperlemah "credit crunch" (kekurangan asupan kredit dalam level akut) global.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat menjadi Rp10.950/11.055 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp11.100/11.150 per dolar AS atau naik 150 poin.

Direktur Utama PT Financorpindo Nusa, Edwin Sinaga, di Jakarta, Rabu mengatakan, penurunan suku bunga AS itu memberikan sentimen positif pasar, terutama pasar uang domestik sehingga memicu rupiah menguat.

Namun penurunan suku bunga AS itu belum tentu memberikan sentimen positif pada perdagangan sore nanti, ujarnya.

Menurut dia, sentimen positif itu tidak berlangsung lama hanya sesaat dan kemungkinan rupiah akan kembali terpuruk.

"Kita lihat saja pada perdagangan sore nanti apakah rupiah masih dapat bergerak naik atau turun," katanya.

Karena itu, lanjut dia, Bank Indonesia (BI) harus mempersiapkan diri untuk menjaga rupiah jangan sampai terpuruk dengan masuk ke pasar dan melakukan intervensi pasar apabila memang diperlukan.

"Kami memperkirakan rupiah akan mendapat dukungan BI agar tidak kembali terpuruk dan terus menguat mendekati angka Rp10.500 per dolar AS," ucapnya.

Menurut dia, BI juga sedang mempersiapkan amunisi yang bisa menjaga rupiah dari keterpurukan. Namun amunisi yang dimaksud itu apakah merupakan produk baru dari BI, ia tidak menjelaskannya.

Pemerintah melalui BI juga berusaha menjaga rupiah dengan mencari bantuan pinjaman baru baik dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk memicu ekonomi nasional dan menstabilkan nilai tukar rupiah, katanya. (*)
 

Copyright © ANTARA 2008