Oleh karena itu, kami berupaya untuk dapat mengajak diaspora dan 'friends of Indonesia' berpartisipasi dalam berbagai kegiatan KBRI Oslo
London (ANTARA) - Kesenian Minang dibawakan penari Sanggar Rumah Gadang Indonesia dari Sumatera Barat, tampil pada Malam Budaya Indonesia merayakan hari jadi ke-70 hubungan diplomatik Indonesia dan Norwegia di Gamle Logen Oslo, Rabu (29/1) malam.
Pada acara yang diselenggarakan Kedutaan Besar Indonesia untuk Kerajaan Norwegia itu, ditampilkan juga musik angklung oleh para pemain dari Saung Angklung Udjo dari Provinsi Jawa Barat.
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Norwegia Todung Mulya Lubis menyebut hari jadi ke-70 hubungan diplomatik Indonesia dan Norwegia sebagai spesial karena menandai hubungan kerja sama yang erat antara kedua negara, yang terjalin sudah lama.
"Kerja sama Indonesia dan Norwegia berlangsung dalam berbagai bidang dan sudah terjalin dengan sangat baik," katanya.
Kedua negara, katanya, menikmati sejumlah keuntungan dari berbagai kerja sama bilateral maupun multilateral, termasuk di antaranya kerja sama bidang perikanan, energi, lingkungan, kesehatan, dan hak asasi manusia.
Wakil Menteri Luar Negeri Norwegia Marianne Hagen menyatakan senang melihat hubungan Indonesia dan Norwegia yang semakin baik, tercermin dari banyaknya kunjungan kerja sama pemerintah Norwegia ke Indonesia dan sebaliknya, serta banyaknya kesepakatan kerja sama di antara kedua negara selama ini.
Pada kesempatan itu, Marianne Hagen mendapatkan hadiah berupa selendang tenun khas Sumatera Barat yang diberikan penari saat penampilan Tari Pasambahan.
Baca juga: Indonesia primadona festival anak di Oslo, Norwegia
Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Oslo Nina Evayanti kepada ANTARA London, Kamis, mengatakan Malam Budaya Indonesia berlangsung meriah dan mendapatkan sambutan positif penonton.
Hal itu, katanya, terlihat dari tingginya animo dan antusiasme penonton menyaksikan setiap pertunjukkan. Sedikitnya 200 orang berasal dari berbagai kelompok dan pemerintah, pejabat diplomatik di Oslo, pebisnis, akademisi, "friends of Indonesia", dan diaspora Indonesia di Norwegia, hadir pada acara itu.
Sanggar seni dari Sumbar menampilkan empat tarian, termasuk Tari Pasambahan dan Tari Piring. Para penonton terpukau keindahan tarian itu, terutama saat atraksi memecahkan piring melalui pementasan Tari Piring.
Pementasan angklung melalui nyanyian dan musik arumba yang dibawakan pemain dari Saung Angklung Udjo juga membuat suasana semakin semarak.
Para penonton berkesempatan ikut memainkan angklung dipandu musisi dari Saung Angklung Udjo. Kegiatan interaktif itu membuat semarak suasana. Para penonton sepertinya tidak ingin berhenti memainkan angklung.
Acara malam budaya itu, juga menampilkan tarian dan nyanyian yang dibawakan para diaspora Indonesia dan warga Norwegia.
Mereka yang tampil pada acara ini, Murni Subakti dan Suzanna, penyanyi jazz Indonesia yang bermukim di Norwegia. Mereka menyuguhkan sejumlah lagu Indonesia dan Norwegia. Kelompok tari binaan KBRI Oslo, Anak Indonesia, menampilkan Tari Saman, dan penampilan Audun, warga Norwegia yang beberapa waktu lalu viral karena membuat lagu berjudul Nasi Padang.
Pelaksana Fungsi Politik KBRI Oslo Nilton Amaral menyampaikan pelibatan diaspora Indonesia dan "friends of Indonesia" dalam acara itu, untuk memupuk kebersamaan dan keakraban antara warga kedua negara.
“KBRI Oslo menyadari hubungan diplomatik Indonesia dan Norwegia dapat berjalan dengan sangat baik hingga saat ini tidak terlepas dari dukungan diaspora Indonesia dan masyarakat Norwegia. Oleh karena itu, kami berupaya untuk dapat mengajak diaspora dan 'friends of Indonesia' berpartisipasi dalam berbagai kegiatan KBRI Oslo," katanya.
Baca juga: Dubes Temui Kemenlu Norwegia di Oslo
Dalam perayaan hari jadi ke-70 hubungan diplomatik Indonesia dan Norwegia, juga diresmikan organisasi masyarakat Indonesia-Norwegia, yakni Indonesia-Norway Association, dengan ketuanya mantan Dubes Norwegia untuk Indonesia Bjorn Blokhus.
Keberadaan organisasi itu diharapkan semakin mempererat hubungan antarmasyarakat Indonesia dan Norwegia, khususnya yang memiliki perhatian dan kedekatan khusus dalam hubungan kedua negara.
"Organisasi ini diharapkan dapat membawa manfaat dan kebaikan lebih secara langsung bagi masyarakat Indonesia dan Norwegia serta semakin memperat hubungan antarmasyarakat kedua negara," katanya Dubes Mulya Lubis.
Indonesia dan Norwegia membuka hubungan diplomatik pada 25 Januari 1950. Norwegia salah satu negara yang memberikan dukungan dan pengakuan atas kedaulatan Indonesia setelah Konferensi Meja Bundar pada 1949. Indonesia, selanjutnya membuka kedutaan besar pada 1950, namun ditutup sekitar 1960. Norwegia akhirnya membuka kantor kedutaan besar di Indonesia pada 1971 dan Indonesia membuka kembali kantor kedubes di Oslo pada 1982.
Selain acara Malam Budaya Indonesia, KBRI Oslo mengadakan seminar bertajuk "Enhancing Indonesia-Norway Trade and Investment Cooperation" dengan pembicara, antara lain Chatib Basri, Agus Salim Pangestu, Kjetil Urheim dari Jotun dan Harald Reigstad dari Tinfos, serta ditutup dengan pidato Wakil Menteri Perdagangan Indonesia Jerry Sambuaga.
Baca juga: Indonesia Berkomitmen berantas Ranjau Darat Anti Personel
Baca juga: Pengiriman penari ke Oslo memotivasi pembangunan Kabupaten Sabu Raijua
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020