Kotabaru (ANTARA News) - Kendati telah terjadi kenaikan harga gas elpiji di sejumlah daerah di Pulau Jawa, akibat kelangkaan di distributor dan agen dalam beberapa pekan terakhir, namun harga gas elpiji di Kotabaru hingga saat ini bertahan pada harga Rp130 ribu/tabung isi 12.5 kg.
Mama Nisa, seorang iburumah tangga di Kotabaru, Selasa menuturkan, sampai saat ini harga gas elpiji masih relatif normal yakni Rp130 ribu per tabung.
``Meskipun harga tersebut termasuk tinggi dibandingkan dengan di daerah lain, namun bagi masyarakat Kotabaru harga tersebut termasuk harga normal,`` katanya.
Walaupun lebih tinggi dibandingkan dengan harga gas elpiji yang sama-sama beratnya 12.5 kg daerah lain, namun yang penting persediaan di toko-toko ada masyarakat Kotabaru sudah senang, demikian mama Nisa.
Lain lagi dengan Abah Fitri, yang sempat terpengaruh setelah nonton stasiun televisi swasta yang menayangkan berita antrean gas elpiji di salah satu daerah di Pulau Jawa.
Kontraktor bangunan itu langsung saja pergi ke pasar blok 17, untuk membeli gas elpiji meskipun gas elpiji dirumahnya masih belum habis.
Ia khawatir jika stok gas elpiji akan habis seperti yang menimpa masyarakat di Pulau Jawa yang harus antre hingga beberapa hari itu.
Akibat kelangkaan stok tersebut menyebabkan harga gas elpiji di sebagian wilayah Pulau Jawa juga naik.
``Alhamdulillah, ternyata di Kotabaru gas elpiji tetap ada dan harganya masih tetap bertahan Rp130 ribu pertabung,`` ujarnya.
Sebelumnya, Kooh (61), pemilik toko penjual gas elpiji di Jalan Pangeran Indra Kesuma Negara, Kotabaru, mengaku pasokan gas elpiji ke toko dan pengecer mulai normal.
"Memang beberapa waktu lalu gas lepiji sempat tersendat-sendat, hal itu membuat masyarakat banyak yang mencari dan kebingungan," kata Kooh.
Selain pasokannya normal, harga gas elpiji untuk tabung sedang berat sekitar 12.5 kg relatif stabil yakni, Rp120.000 - Rp130.000 per tabung.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008
Ini pasti gara2kenaikannya ditunda bikin ulah dan membrontak dengan cara tidak punya moral. Lagi 2 rakyat yang menderita dan diperas.