Mereka sempat dironsen dan diambil darahnya buat uji laboratorium, tapi hasilnya memang negatif,
Tanjungpinang (ANTARA) (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mencatat 10 wisatawan mancanegara (wisman) asal Wuhan, China yang sempat menjalani perawatan medis di sejumlah rumah sakit daerah setempat dinyatakan negatif virus corona.
Kepala Dinkes Kepri, Tjetjep Yudiana di Tanjungpinang, Kamis, menyatakan ke 10 turis asing tersebut dirawat karena terindikasi gejala wabah corona seperti demam, batuk, dan sesak nafas.
Menurutnya, pasien dirujuk oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sebab saat melintasi alat "thermal scanner" di pintu masuk pelabuhan atau bandara, suhu tubuh mereka terekam di atas 38 derajat celcius.
Baca juga: Kesehatan turis China dipantau ketat selama berlibur di Indonesia
"Maka itu perlu diobservasi ke rumah sakit. Mereka sempat dironsen dan diambil darahnya buat uji laboratorium, tapi hasilnya memang negatif," ujar Tjetjep Yudiana.
Lebih lanjut, Tjetjep menyebutkan 10 WNA tersebut sudah sembuh dan pulang ke negaranya, sebelumnya mayoritas dari mereka berkunjung dan menginap di kawasan wisata Lagoy Bay, Bintan.
Meskipun ada juga yang melakukan perjalananan wisata di daerah Kepri lainnya seperti, Karimun dan Batam.
"Masyarakat tak perlu khawatir, sampai saat ini Kepri masih aman dari virus mematikan tersebut," tegasnya.
Tjetjep menambahkan semua wisman China yang masih ada di Kepri kini masuk dalam pengawasan pemerintah daerah khususnya Dinas Kesehatan/KKP.
Baca juga: Tujuh turis China sempat dirawat medis di Kepri, semua negatif corona
Mereka juga telah dibekali kartu kewaspadaan kesehatan atau yang dikenal dengan "Hearlh Alert Card", sehingga dapat dipantau keberadaan tempat tinggalnya di Indonesia, khususnya Kepri.
Selain itu, kartu tersebut dapat dipakai buat melapor ke fasilitas kesehatan terdekat dimana pelaku perjalanan berada, jika mengalami gejala corona seperti demam, batuk, dan sesak nafas.
“Kartu harus dibawa sekitar 14 hari berada di wilayah kita. Tapi, jika masa kunjungan habis sebelum 14 hari dan kembali ke negara asal, berarti tidak harus dibawa lagi,” lanjutnya.
Tjetjep turut menyampaikan bahwa Kepri sudah menyiapkan langkah antisipasi penyebaran virus tersebut, salah satunya menyiapkan ruang isolasi di rumah sakit jika sewaktu-waktu ditemukan "suspect" corona.
"Kami sudah menyiapkan 18 rumah sakit dengan peralatan, SDM, pola tata laksana kasus, serta alat pelindung diri yang memadai guna mencegah penyebaran virus mematikan tersebut," ucap Tjetjep.
Baca juga: Sri Sultan tak larang turis China datang ke Yogyakarta, ini alasannya
Pewarta: Ogen
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2020