Jakarta (ANTARA News) - Kaum ibu akan paling menderita jika dampak krisi ekonomi sehingga pemerintah perlu memberikan perhatian kepada pemberdayaan wanita, kata Ketua Umum Tunas Wanita Indonesia Yufi AM Natakusumah. "Yang mengurus rumah tangga adalah ibu-ibu. Saat sembako naik maka ibu-ibu yang kesulitan," kata Yufi setelah deklarasi organisasi Tunas Wanita Indonesia, di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak mempengaruhi harga sembako. "Harga sembako tidak turun. Pengaruh penurunan harga BBM tidak signifikan," katanya. Untuk itu, ia meminta pemerintah memberikan bantuan kepada asosiasi-asosiasi yang bertujuan untuk memberdayakan kaum wanita. "Seperti meningkatkan `skill` (keahlian) kaum wanita, sehingga bisa membantu keluarga," kata Yufi. Selain itu pemerintah juga perlu membantu pemasaran produksi yang dihasilkan oleh organisasi wanita. Namun demikian, Yufi juga meminta organisasi wanita atau kaum wanita untuk tidak hanya meminta bantuan saja. Organisasi tersebut harus aktif menjalin kerjasama dengan instansi-instansi terkait untuk membantu kaum wanita. Selain itu, dalam menghadapi krisis Yufi juga meminta kaum ibu untuk melakukan penghematan. "Selain melakukan penghematan yang mau tidak mau dilakukan, yang lebih penting para membekali moral dan mental anak anaknya supaya lebih betah di rumah mengurangi belanja barang-barang berharga mahal dan berbasis impor," ujarnya. Yufi mendorong para wanita lebih banyak mengkonsumsi hasil produksi dalam negeri karena selain berharga lebih terjangkau juga akan ikut membantu menjaga sektor produksi dalam negeri tetap bergerak. Mengenai organisasinya, Yufi mengatakan, tujuan pembentukan Tunas Wanita Indonesia adalah untuk menghimpun aspirasi wanita dan meningkatkan sumber daya manusia agar berperan aktif dalam pembangunan bangsa dan menjadi anggota masyarakat yang berdaya dan berhasil guna.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008