Jakarta (ANTARA News) - Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) diperkirakan bisa menjadi "kuda hitam" yang mengancam perolehan suara Parpol-Parpol besar pada Pemilu 2009.
"Jika partai Prabowo Subianto itu mampu membangun jaringan sedahsyat iklan-iklannya di televisi, bukan tak mungkin partai itu menjadi ancaman serius bagi Parpol besar," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN) Umar S Bakry di Jakarta, Selasa.
Dikatakannya, perolehan suara nasional Partai Gerindra kemungkinan besar akan menyamai Partai Keadilan Sejahtera (PKS), berkisar antara 7 hingga 10 persen.
"Partai Gerindra diprediksi mampu menggembosi kantong-kantong suara Partai Golkar dan menggerus sebagian konstituen PDI Perjuangan," katanya.
Sementara itu PKS yang semula diprediksi banyak pengamat dapat menjadi penantang serius bagi Partai Demokrat, PDI Perjuangan dan Partai Golkar, kata Umar,diperkirakan perolehannya tidak akan terlalu melejit.
PKS, yang pada Pemilu 2004 meraih 8.325.020 suara atau 7,34 persen dan menempatkan 45 wakilnya di DPR RI, diperkirakan tidak akan memperoleh suara di atas sepuluh persen.
"Kecenderungan pragmatisme yang dikembangkan PKS belakangan ini tampaknya dapat menjadi bumerang bagi ambisinya untuk menjadi partai papan atas," kata Umar.
Sementara itu PAN, PPP, dan PKB, menurut Umar, tampaknya tetap harus berpuas diri dengan predikat partai kelas menengah.
"Jika bisa mempertahankan perolehan kursi sebagaimana yang mereka peroleh dalam Pemilu 2004 sudah merupakan prestasi yang hebat buat ketiga partai ini," katanya.
Menurut dia, PAN, PPP, dan PKB kemungkinan hanya mampu mendulang suara antara empat hingga tujuh persen. Yang jelas, mereka berpeluang lolos Parliamentary Threshold (PT).
Umar memprediksi hanya sepuluh parpol yang lolos PT yakni Partai Demokrat, PDI Perjuangan, Golkar, PKS, PPP, PAN, PKB, Gerindra. Dua "jatah" lainnya kemungkinan diperebutkan lima parpol yakni Hanura, PKNU, PBR, PBB dan PDS.
"Kelima parpol ini berpeluang lolos PT kalau mau bekerja keras membangun dukungan. Saat ini upaya mereka masih minim," katanya.
Hanura, kata Umar, belakangan nampak kurang greget dibandingkan pada awal pendiriannya. PKNU terlihat kurang serius dalam memperluas basis dukungan di luar Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sementara PBR, PBB, dan PDS masih kurang kreatif dalam merebut simpati calon pemilih.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008