Jakarta (ANTARA News) - Melemahnya bursa regional telah mempengaruhi perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 1,21 persen.

IHSG BEI ditutup turun 16,442 poin menjadi 1.342,836 dan indeks saham unggulan (LQ45) melemah 5,591 poin atau 2,03 persen ke posisi 269,167.

"Hampir tidak ada sentimen dari dalam negeri, sehingga perdagangan saham terpengaruh oleh melemahnya bursa regional," kata Analis Riset PT BNI Securities Muhammad Alfatih, kepada ANTARA News di Jakarta.

Menurut dia, penurunan indeks Selasa ini dianggap wajar setelah pada perdagangan Senin (15/12) mengalami kenaikan tajam sebesar 7,63 persen.

"Sebenarnya sentimen pasar saham masih positif, namun setelah mengalami kenaikan tajam dan bursa regional mengalami penurunan indeks BEI juga ikut turun," ungkapnya.

Fatih mengungkapkan bahwa pasar saham masih menunggu keputusan "Federal Reserve (The Fed)" yang dalam satu dua hari ke depan akan mengumumkan keputusannya.

Bursa di kawasan Asia sebagian besar mengalami penurunan, diantaranya bursa Tokyo dengan indeks Nikkei yang melemah 1,12 persen (96,64 poin) ke 8.568,01 dan indeks Straits Times bursa Singapura terkoreksi 0,24 persen ke level 1.770,52.

Sentimen di atas telah membuat saham yang turun di BEI sedikit mendominasi perdagangan BEI sebanyak 76 dibanding yang naik 59, sedangkan 61 stagnan dan 261 tidak aktif diperdagangkan.

Beberapa saham unggulan yang memimpin indeks BEI turun adalah Aneka Tambang yang terkoreksi Rp60 menjadi Rp1.140, Bumi Resources melemah Rp30 ke posisi Rp950, Telkom turun Rp300 menjadi Rp6.950, Bank Mandiri tergerus Rp35 ke harga Rp2.125 dan Astra Internasional turun Rp350 ke Rp10.250.

Perdagangan saham berjalan lamban karena hanya 49.981 kali transaksi dengan melibatkan 1,526 miliar saham dan nilai mencapai Rp1,526 triliun dibanding pada perdagangan Senin (15/12), dimana transaksi sebanyak 62.915 kali dengan melibatkan 2,167 miliar saham dan nilai mencapai Rp2,173 triliun.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008