Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP Partai Golongan Karya (Golkar) Muladi menilai, koalisi partai politik yang berbasis Islam, atau "Poros Tengah" jilid II, bisa jadi alternatif politik, tetapi sulit untuk direalisasikan.
"Setiap partai Islam memiliki sejarah dan orientasi sendiri-sendiri, jadi sulit untuk merealisasikan gagasan tersebut," katanya, di Jakarta, Selasa.
Ditemui usai penandatanganan nota kesepahaman Lemhanas RI dan Universitas Kebangsaan Malaysia, ia mengatakan, selain partai-partai Islam memiliki orientasi serta sejarahnya sendiri-sendiri, partai-partai nasional seperti PDI-Perjuangan dan Golkar telah memiliki porosnya sendiri-sendiri pula.
Partai-partai Islam menilai, keberadaan "Poros Tengah II" sebagai sesuatu yang tidak memberikan manfaat bagi mereka, karena mereka telah memiliki orientasi masing-masing.
"Jadi, sebagai alternatif politik menarik, tetapi itu sulit untuk direalisasikan," katanya.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin kepada media massa mengemukakan wacana pembentukan "Poros Tengah" jilid II.
Pada 1999, Poros Tengah yang dimotori Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mampu menempatkan KH Abdurrahman Wahid sebagai presiden. (*)
Copyright © ANTARA 2008