Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Konawe, Syamsul saat dihubungi di Kendari, Rabu mengatakan, penempatan paramedis di klinik tambang tersebut untuk memantau jika ada karyawan tambang khususnya tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok jika terkena virus corona.
"Di tambang Morosi ada dua perusahaan VDNI dan OSS, sehingga klinik pun ada dua, kami Dinkes Konawe hanya menempatkan Medis/Paramedis dua orang setiap hari, yaitu satu orang di PT VDNI dan satu orang di PT OSS," katanya.
Ia mengungkapkan, dengan di tempatkan paramedis di klinik tambang akan memudahkan koordinasi dalam memantau pasien yang sakit di tambang tersebut.
"Ini bukan mendirikan posko. Mereka (petugas dari Dinkes) di tempatkan setiap hari sehingga Dinkes Kabupaten Konawe menerima laporan dari yang ditugaskan, jadi setiap hari dapat di register di Dinkes Konawe," jelasnya.
Ia mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya tidak menemukan adanya karyawan yang diperiksa terkena virus corona.
"Kasus belum ada, memang penyampaian pimpinan di tambang bulan terakhir ini tidak ada TKA yang masuk. Beberapa hari yang lalu sebelum kedatangan tim Pemda, pasien ada yang di rujuk ke RS Baktramas tetapi itu sakit biasa," pungkasnya.
Baca juga: Wali Kota Magelang: Jangan berlebihan tanggapi virus corona
Baca juga: Isolasi di Wuhan hambat kepulangan tiga mahasiswa asal Lamongan
Baca juga: Gejala virus corona berbeda-beda setiap orang
Baca juga: Pasien terduga Corona di RSUD Saiful Anwar Malang dipastikan negatif
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020