Jakarta (ANTARA News) - Turunnya harga BBM jenis Premium menjadi Rp5.000 dan Solar menjadi  Rp4.800 per liter belum dirasakan secara signifikan bagi pengembang sektor perumahan karena harga konstruksi tetap tinggi.

"Secara logika seharusnya turun akan tetapi kenyataannya harga per meter persegi yang ditawarkan kontraktor tidak berubah seperti saat BBM naik," kata Direktur Proyek Matoa Residence, Heru Wahyudianto saat dimintakan tanggapannya mengenai turunnya harga BBM.

Menurut Wahyu, dari empat kontraktor yang menangani pembangunan hunian yang berdiri di atas lahan 3 hektar tersebut belum ada satupun yang menurunkan harga dari penawaran awal.

"Padahal apabila dilihat harga bahan bangunan sudah lama turun, ditambah saat ini BBM juga turun lagi. Akan tetapi hitungan kontraktor mungkin berbeda dengan kami," kata Wahyu yang mentargetkan Matoa Residence tahun 2010 serah terima kunci.

Wahyu mengatakan, masih bertahannya kontraktor dengan harga lama tersebut, membuat PT.Jakarta Propertindo selaku pengembang Matoa Residence masih mempertahankan harga jual Rp550 juta sampai Rp1,1 miliar.

Saat ini kontraktor membangun infrastruktur terlebih dahulu (Prasarana, Sarana, dan Utilitas, PSU) seperti saluran dan jalan, baru dilanjutkan dengan pembangunan rumah contoh Maret - April 2009.

Penjualan sudah dimulai sampai saat ini masih sekitar 15 yang sudah menyerahkan tanda jadi Rp10 sampai Rp20 juta dari 113 unit yang ditawarkan, termasuk 15 kavling siap bangun, jelasnya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008