Pacitan (ANTARA News) - Kepala Staff TNI Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Agustadi Sasongko, Senin menegaskan, pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 maupun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), TNI akan tetap netral dan tidak mendukung salah satu partai politik.
"Itu sudah komitmen TNI AD. Kami juga menegaskan jika TNI AD tidak akan melakukan politik praktis," katanya usai Upacara Peringatan Hari Juang Kartika ke-63 di Desa Pakis Baru Kecamatan Nawangan, Pacitan, Jawa Timur, Senin.
Menurut dia, jika ada anggota TNI aktif yang bergabung pada partai politik ataupun terlibat politik pratis, pihaknya akan menindak tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
"Jika anggota TNI aktif terlibat dalam berpolitik praktis, maka akan diproses sesuai dengan peraturan yang ada. Jika terbukti maka sangsi tegas yang salah satunya penghentian dengan tidak hormat akan dilakukan," katanya menambahkan.
Menanggapi banyaknya purnawirawan TNI AD yang berpolitik, pihaknya tidak mempermasalahkan. Pasalnya, purnawirawan bukan lagi anggota TNI AD. Dengan demikian, purnawiranan mempunyai hak untuk berpolitik.
"Purnawirawan TNI AD silakan untuk berpolitik. Namun kami menghimbau kepada mereka untuk tidak menarik anggota TNI AD yang masih aktif untuk ikut dalam berpolitik praktis," katanya dengan tegas.
Lebih lanjut ia menjelaskan, TNI AD akan tetap mendukung sepenuhnya pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) pada tahun 2009 mendatang termasuk Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) yang saat ini banyak berlangsung.
Ia menambahkan, dengan momen Hari Ulang Tahun (HUT) TNI AD yang ke-63 diharapkan TNI AD tetap pada kewajiban yang harus dipikul yaitu mempertahanan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pelaksanaan upacara Hari Juang Kartika ke-63 atau HUT TNI AD yang ke-63 di monumen Panglima Besar Jendral Besar Sudirman yang terletak di Desa Pakis Baru Kecamatan Nawangan, Pacitan merupakan pelaksanaan yang pertama.
Setelah digunakan untuk upacara Hari Juang Kartika ke-63, monumen Panglima Besar Jendral Besar Sudirman selanjutnya diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Monumen Panglima Besar Jendral Besar Sudirman berdiri diareal seluas 97.831 meter persegi. Tinggi patung yang ada setinggi delapan meter. Adapun biaya pemugaran monumen tersebut mencapai kurang lebih Rp 50 miliar.
Dalam pengerjaanya melibatkan beberapa pihak antara lain pihak TNI AD, Departemen Pekerjaan Umum, Departeman Budaya dan Pariwisara dan Pemerintah Kabupaten Pacitan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008