Singapura (ANTARA News) - Harga minyak dunia berbalik menguat (rebound) di perdagangan Asia, Senin, di tengah ekspektasi OPEC akan memangkas target produksinya pada pertemuan pekan ini, para dealer menyatakan.
Harga minyak juga terangkat sinyal bahwa Gedung Putih akan membantu menyelamatkan sektor otomotif, kata mereka.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Januari, naik 1,15 dolar AS menjadi 47,43 dolar AS per barel setelah ditutup turun 1,70 dolar AS pada 46,28 dolar pada Jumat.
Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Januari naik 84 sen menjadi 47,25 dolar AS per barel. Kontrak ditutup turun 98 sen pada 46,41 dolar AS, Jumat lalu.
Para analis mengatakan Organisai Negara Pengekspor Minyak (OPEC) kemungkinan mengumumkan rencana pengurangan produksinya daka upaya menopang harga minyak, ketika kartel bertemua Rabu di Oran, kota pelabuhan Aljazir di kawasan Laut Tengah.
Harga minyak mentah telah jatuh hampir 70 persen dari rekor puncaknya di atas 147 dolar AS pada Juli, di tengah kekhawatiran permintaan dan anggota OPEC terkemuka menyerukan pengurangan lagi level produksi kartel.
Menteri perminyakan Iran mengatakan pada Minggu, bahwa Teheran akan meminta OPEC menurunkan produksinya hingga dua juta barel per hari (bph) pada pertemuan pekan ini, kantor berita ISNA melaporkan.
"Posisi kami pada pertemuan OPEC mendatang di Aljazair adalah pengurangan 1,5 hingga dua juta bph pada kuota produksi OPEC," kata Gholam Hossein Nozari seperti dikutip ISNA.
OPEC yang memproduksi 40 persen dari minyak mentah dunia, telah menurunkan produksinya dua kali sejak September, total 2,0 juta barel menjadi 27,3 juta barel per hari.
"Harga minyak memantul kembali naik karena di sana ada ekspektasi bahwa industri otomotif AS akan diselamatkan oleh Gedung Putih," kata Victor Shum, seorang analis perusahaan konsultan energi Purvin and Gertz yang berbasis di Singapura.
"Di sana juga ada ekspektasi bahwa OPEC akan membuat pemotongan substansial pekan ini dalam pertemuan mereka. Dua faktor ini telah membantu mengurangi kekhawatiran tentang pelambatan global yang mengurangi permintaan minyak."
Presiden George W. Bush dalam perjalanannya ke Afghanistan Senin, telah mengisyaratkaan pemerintah dapat menyediakan paket pemyelamatan besar untuk membantu industri otomotif AS.
Tiga besar otomotif AS -- General Motors, Ford dan Chrysler -- kini sedang dilanda berbagai kesulitan dengan potensi jutaan pekerjanya di-PHK. Bila rencana bailout gagal, maka ekonomi AS akan terjun ke jurang resesi ekonomi yang lebih dalam lagi.
Senat AS pada Kamis gagal untuk sepakat dengan DPR AS untuk meloloskan rancangan undang-undang bailout sebesar 14 miliar dolar AS untuk Tiga Besar. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008