Jakarta (ANTARA News) - Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan, harga premium bersubsidi bisa diturunkan lagi dari harga sekarang Rp5.000 per liter.
"Masih ada kemungkinan premium turun lagi dengan mencermati harga minyak mentah, kurs, APBN, dan daya beli masyarakat," katanya sebelum raker dengan Komisi VII DPR, di Jakarta, Senin.
Menurut dia, pertimbangan lain, saat ini, harga premium mengalami anomali, karena lebih rendah dibandingkan harga minyak mentahnya.
"Harga premium tidak ikuti hukum pasar. Terjadi anomali," katanya.
Harga produk premium di pasar Singapura sejak Nopember lalu lebih rendah 1-2 dolar dibandingkan harga minyak mentahnya.
Padahal, biasanya harga premium lebih tinggi di atas 10 dolar AS dibandingkan harga minyak mentah.
Purnomo juga mengatakan, Permen ESDM No 41 Tahun 2008 tertanggal 14 Desember 2008, menyebutkan, harga BBM bersubsidi akan disesuaikan setiap bulan.
"Namun, bukan berarti setiap tanggal satu. Kami lihat saat ini waktunya sudah tepat," ujarnya.
Purnomo mengatakan, dengan penurunan harga premium dan solar, maka tarif transportasi akan turun dan daya beli masyarakatakan meningkat.
Ia menambahkan, pemerintah belajar dari pengalaman penurunan harga premium per 1 Desember 2008 yang diumumkan jauh sebelumnya, namun malah menimbulkan kelangkaan.
"Dengan diumumkan mendadak seperti ini, kami sudah cek tidak ada masalah di lapangan," katanya.
Namun, pengusaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) mengaku telah mengalami kerugian akibat diumumkannya penurunan harga BBM secara mendadak.
Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Mohammad Nur Adib memperkirakan, total kerugian 4.200 SPBU mencapai
Rp67 miliar.
"Kami akan kirim surat keberatan kepada pemerintah, karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya," ujarnya. (*)
Copyright © ANTARA 2008