Jakarta (ANTARA News) - Harga mobil akan meningkat di bawah lima persen atau sekitar 3-4 persen pada tahun 2009 akibat melonjaknya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama dolar AS dan yen yang tidak menutupi penurunan harga bahan baku."Pada 1 Desember ini (2008) kami telah menaikkan harga sekitar 3-4 persen, dan akan naik lagi pada tahun depan sekitar 3-4 persen lagi," kata Direktur Penjualan PT Indomobil Niaga Internasional (IMNI) yang menjadi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Suzuki, Rudjojo Nirjana, di Jakarta, Minggu. Ia mengatakan kenaikan harga mobil tersebut terkait dengan melemahnya nilai tukar (kurs) rupiah terutama pada November 2008. Kurs rupiah, lanjut dia, naik sekitar 40 persen dari Rp9.200 menjadi sekitar rata-rata Rp 12 ribu per dolar AS dan nilai yen naik dari rata-rata Rp90 menjadi Rp130 per yen. Menurut dia, melemahnya kurs rupiah tersebut tidak menutupi penurunan harga bahan baku seperti baja yang kini mulai turun, sehingga kalangan ATPM khususnya IMNI menaikkan harga mobil secara bertahap. "Berbicara bisnis otomotif, hampir semua industri otomotif di Indonesia menggunakan sistem kanban yaitu misalnya semua barang yang diproduksi di bulan November, itu diimpor CKD-nya (komponen secara terurai) pada pertengahan Oktober dan baru kemudian dirakit dalam 1-2 minggu kemudian dan kurs pembayarannya menggunakan kurs terakhir (November)," kata Joy, panggilan Rudjojo. Pada bulan November tersebut, nilai tukar rupiah terhadap dolar dan yen mengalami pelemahan yang signifikan, kenaikan harga mobil, lanjut dia, tidak bisa dihindari, walaupun kenaikan harganya hanya 3-4 persen. Ia mencontohkan harga mobil Suzuki crossover naik sekitar Rp6 juta dan Suzuki Carry naik sekitar Rp1,5 juta per unit pada Desember 2008."Akibat melemahnya pasar otomotif sejak Oktober 2008 dan kenaikan harga tersebut memang terjadi pembatalan pembelian, namun tidak lebih dari 10 persen. Selain itu, pembatalan juga terjadi karena lembaga pembiayaan (leasing) juga menaikkan uang muka seiring dengan ketatnya likuiditas," ujar Joy. Hal senada dikemukakan Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Joko Trisanyoto kepada ANTARA. Ia mengatakan TAM sebagai ATPM Toyota juga akan menaikkan secara bertahap harga mobil pada tahun depan. "Pada Januari 2009 kami akan menaikkan harga (mobil) secara bertahap. Kenaikannya sekitar tiga persen untuk kendaraan yang dirakit di dalam negeri. Sedangkan yang (kendaraan) diimpor CBU (utuh), kenaikan harganya bisa lebih besar lagi," ujarnya. Joko mengatakan kenaikan harga mobil terpaksa dilakukan, karena kalangan pebisnis otomotif sudah tidak tahan menghadapi anjloknya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya dolar AS dan yen yang mencapai lebih dari 30 persen. Apalagi, kata dia, nilai tukar rupiah pada tahun depan diperkirakan belum akan kembali ke tingkat Rp9.200-Rp9.300 per dolar AS, yang menjadi patokan ATPM ketika menjual mobil sebelum Oktober 2008. Ia juga mengakui akibat melemahnya pasar pada Oktober 2008 dan semakin ketatnya likuiditas di dalam negeri ada sejumlah konsumen yang telah memesan kendaraan -- seperti Toyota Avanza yang indennya mencapai 2-3 bulan -- terpaksa melakukan pembatalan. "Namun pembatalan pembelian tidak besar, kurang dari lima persen," ujarnya. Joko memperkirakan di tengah melemahnya pasar otomotif tahun depan -- yang diperkirakan anjlok sekitar 30 persen menjadi sekitar 400 ribu unit dari tahun ini yang diperkirakan tembus 600 ribu unit -- penjualan kendaraan serbaguna (MPV) khususnya yang dirakit di dalam negeri akan semakin mendominasi pasar, karena kandungan lokalnya yang tinggi."Permintaan MPV terutama yang low seperti seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, dan lain-lain akan semakin menguat tahun depan," ujarnya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008
Apa sulitnya sih. Andaikata saya punya uang pasti sudah aku lakukan. banyak orang pinter di negeri ini Pak.