Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta, Senin dini hari, telah memasang harga baru untuk premium dan solar sesuai keputusan pemerintah. Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Minggu (14/12), mengumumkan keputusan pemerintah yang menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dari Rp5.500 menjadi Rp5.000 dan solar dari Rp5.500 menjadi Rp.4.800 yang berlaku Senin mulai pukul 00.00 WIB. "Begitu jam dua belas (malam) kami langsung pasang harga baru untuk premium dan solar," kata Jamal, petugas SPBU di Menteng, Jakarta Pusat, sambil melayani pelanggan yang tengah membeli premium. Jamal mengaku mendapat instruksi untuk memasang tarif baru dari pemilik SPBU tempatnya bekerja. Menurut dia, tidak ada perintah dari pemilik SPBU untuk menutup SPBU terkait turunnya harga premium dan solar. "Saat turun harga pertama dulu, kami juga tidak tutup. Tapi memang waktu itu premium habis sehingga tidak bisa melayani pembeli," kata Jamal. Saat penurunan harga premium dan solar pertama pada 1 Desember lalu, banyak SPBU yang memasang pengumuman premium di tempat mereka habis. Pernyataan senada juga disampaikan Gogom, petugas SPBU di Jalan Kramat Raya. "Kami tetap buka 24 jam," katanya. Berbeda dengan SPBU di Menteng, di SPBU tempat Gogom bekerja terlihat di satu mesin pompa (dispenser) masih tertampang harga premium Rp5.500. "Semua sudah kita ganti harga baru. Kalau yang satu ini belum kita ganti karena masih untuk penghitungan. Tapi sejak pukul 12 (malam) tadi sudah tidak kita pakai untuk melayani pembeli," kata Gogom seraya menunjukkan selang dispenser yang dalam posisi terikat. Sejumlah SPBU lain yang dipantau ANTARA juga terlihat masih melayani pembeli, kecuali SPBU di Kwitang. Menurut salah seorang petugasnya, mereka telah tutup sebelum jam 00.00 WIB dengan alasan memang sudah waktunya tutup. Menjawab pertanyaan, petugas yang minta namanya tidak disebut itu mengakui belum mengganti petunjuk harga di dispenser dengan tarif baru. "Menunggu bos. Tapi kami sudah menerima edaran soal harga baru itu," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008