Makassar (ANTARA News) - Kesang (42) Warga Jalan Pannampu, Kelurahan Suangga, Kecamatan Tallo, tewas ditikam oleh dua orang pemuda yang diketahui sebagai preman dari Jalan Gotong Royong, yakni Sa alias Ipul (33) dan Uk alias Onel (33), Minggu malam. Korban yang mengalami luka tikaman di bagian dada sebelah kiri, sempat dibawa ke RS Jala Ammari. Namun nyawanya tidak tertolong lagi karena kehabisan darah. Salah seorang pelaku penikaman, Ipul sudah diamankan di Mapolsekta Tallo, sedangkan rekannya Onel masih buron. Informasi yang dihimpun di tempat kejadian perkara (TKP) peristiwa ini terjadi sekitar pukul 20.00 Wita. Suardi, anak korban mengatakan, saat itu dua pelaku dalam keadaan mabuk berat masuk ke dalam rumahnya. "Dia mencari Ompeng, adik saya, saya juga tidak tahu apa alasannya adik saya dicari oleh dua pemabuk," katanya. Suardi yang tidak terima kedua orang pelaku berteriak-teriak dalam rumahnya, akhirnya terlibat perkelahian diantara mereka. Korban yang saat itu tertidur di dalam rumahnya di lantai dua tiba-tiba dibangunkan istrinya, Hj Aisyah. Dalam keadaan panik, korban yang baru bangun langsung turun ke bawah. Setelah melihat perkelahian itu, korban berusaha menutup pintu, namun pada saat akan menutup pintu dirinya terpeleset hingga akhirnya salah seorang pelaku langsung menikamnya. Usai menikam, kedua pelaku kemudian melarikan diri dan salah seorang pelaku, Ipul tertangkap oleh warga dan sempat menjadi bulan-bulanan warga. Pengakuan Ipul di depan polisi, tidak ada persoalan serius. "Saat itu saya dan Onel mau pulang ke rumah. Di perjalanan Ompeng menabrak kaki Onel menggunakan sepeda," katanya. Setelah ditabrak, lanjutnya, Ompeng kemudian berlari masuk ke rumahnya. Kemudian Onel mengejarnya sampai ke rumahnya, saya pun ikut saja dengan Onel," katanya. Kanit Reskrim Polsekta Tallo, Ipda Salim yang dikonfirmasi belum berani memastikan motif pembunuhan ini. "Kami masih periksa secara intensif Ompeng dan Ipul. Menurut pelaku hanya masalah sepele saja," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008