mudah-mudahan tidak ada temuan pasien terpapar nCov di Yogyakarta

Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah DIY menyiagakan dua rumah sakit rujukan untuk menangani pasien yang diduga terjangkit virus corona yaitu di RS Dr Sardjito dan RS Panembahan Senopati.

“Kedua rumah sakit rujukan tersebut sudah siap dengan sistem penanganan jika ada temuan pasien yang diduga terjangkit Novel Coronavirus (nCov),” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana usai melakukan rapat koordinasi lintas sektor di Yogyakarta, Selasa.

Salah satu kesiapan yang dilakukan rumah sakit rujukan adalah dengan menyiapkan ruangan isolasi yang jumlahnya bisa diperbanyak tergantung dari kasus yang nantinya akan ditangani.

Ruangan isolasi yang disiapkan tersebut dipastikan sudah memenuhi standar untuk penanganan pasien yang menderita penyakit menular yang bisa ditularkan melalui udara.

Baca juga: Polda DIY pantau hoaks soal virus corona di RSUP Sardjito
Baca juga: Akibat virus corona, Thailand prediksi jumlah turis China turun jutaan

“Kesiapan untuk penanganan terhadap pasien yang terduga terpapar nCov tetap harus dilakukan sebagai bentuk antisipasi kami. Mudah-mudahan tidak ada temuan pasien terpapar nCov di Yogyakarta,” katanya.

Sedangkan untuk masyarakat diminta tetap waspada dan tidak perlu panik. Kewaspadaan tersebut dapat dilakukan dengan menjalankan pola hidup bersih dan sehat.

“Jika mengalami demam, batuk, pilek, sesak nafas dan baru kembali dari negara yang terjangkit nCov, maka segera berobat. Menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk, menggunakan masker saat sakit dan rajin cuci tangan menggunakan sabun,” katanya.

Selain kesiapan berupa fasilitas medis untuk penanganan pasien, upaya antisipasi penularan nCov di Yogyakarta sudah dilakukan sejak dari pintu-pintu masuk seperti bandara. Dua bandara di DIY yaitu Adi Sutjipto dan Yogyakarta International Airport juga sudah dilengkapi dengan thermal scanner untuk mendeteksi suhu tubuh penumpang yang baru saja mendarat.

“Karena virus ini pertama kali merebak di China dan kemudian menyebar ke berbagai negara, maka pintu-pintu kedatangan ini perlu diwaspadai, termasuk di Yogyakarta karena ada penerbangan internasional,” katanya.

Baca juga: Kemenkes serukan masyarakat perkuat daya tahan tubuh
Baca juga: Menpar perkirakan virus corona pengaruhi pariwisata Indonesia

Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS Dr Sardjito Andaru Dani mengatakan, jumlah ruangan isolasi yang disiapkan untuk penanganan pasien yang diduga tertular nCov dipastikan memadai. “Jumlahnya cukup,” katanya.

RS Dr Sardjito juga memastikan bahwa berita yang tersebar melalui media sosial yang menyatakan bahwa ada pasien “suspect” nCov di rumah sakit tersebut adalah tidak benar, tetapi memang ada pasien yang datang ke rumah sakit untuk melakukan tes kesehatan karena beberapa hari sebelumnya mengunjungi Hainan. Pasien dinyatakan negatif terjangkit nCov dan diperbolehkan pulang.

Sedangkan Koordinator Kantor Kesehatan Pelabuhan di Bandara Adi Sutjipto Ratih Prastiti mengatakan, peralatan “thermal scanner” di bandara tersebut sudah dioperasionalkan sejak beberapa tahun terakhir.

“Jadi, alat tersebut tidak hanya dipasang baru-baru ini saja meskipun untuk di YIA baru akan dipasang hari ini,” katanya yang menyebut peralatan hanya dipasang di terminal kedatangan internasional.

Dari peralatan tersebut, lanjut dia, dapat diketahui suhu tubuh dari tiap penumpang penerbangan internasional yang baru saja mendarat. Jika ada penumpang yang dicurigai karena memiliki suhu tubuh tinggi atau diketahui sedang demam, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk verifikasi.

Baca juga: BNPB kirim 10.000 masker N95 untuk WNI di Cina
Baca juga: Tiga perawat RSUD Tarakan diberi sanksi karena candaan virus corona
Baca juga: Kisah mahasiswa Aceh keluar dari Nanjing

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020