Yogyakarta (ANTARA) - Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta memantau beredarnya kabar bohong atau hoaks melalui pesan berantai aplikasi WhatsApp yang menyebutkan virus corona menyebar di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito, Yogyakarta.
"Nanti kita akan lihat dampaknya seperti apa informasi itu. Kalau memang cukup meresahkan dan berdampak berkelanjutan tentu kita akan ambil langkah-langkah supaya (hoaks) tidak menyebar atau ada kesadaran masyarakat tidak mengulangi lagi," kata Kepala Bidang Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto di Mapolda DIY, Selasa.
Kepolisian, kata dia, telah mengetahui informasi yang beredar secara berantai tentang virus corona di RSUP Dr. Sardjito yang kemudian telah dibantah oleh pihak manajemen rumah sakit. "Dari sana (RSUP Dr. Sardjito) kan sudah mengkonfirmasi bahwa tidak ada itu suspect-nya," kata dia.
Menurut Yuliyanto, meski belum menerima aduan dari RSUP Dr. Sardjito, Polda DIY memungkinkan menindaklanjuti kasus itu dengan dasar laporan polisi yang dibuat oleh penyidik.
"Nanti bisa saja ketika mempelajari atau menyimpulkan bahwa ini perlu dilakukan tindaklanjut secara tegas oleh polisi maka bisa saja dengan laporan polisi yang dibuat penyidik," kata dia.
Ia berharap masyarakat yang mengetahui informasi itu tidak menyebarkan ulang. Pasalnya, transaksi elektronik atau penyebaran informasi yang tidak jelas memiliki konsekuensi ancaman terdiri dalam undang-undang.
"Siapa pun masyarakat yang kalau tidak mengetahui pasti berhati-hatilah menyebarkan informasi di dunia maya atau media sosial," kata Yuliyanto.
Sebelumnya, Kepala Bagian Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan saat jumpa pers di Yogyakarta, Rabu (22/1) menegaskan bahwa kabar yang menyebutkan ada pasien dan dua perawat RSUP Dr. Sardjito tertular virus berbahaya adalah hoaks.
"Kami pastikan itu hoaks. Berita yang dipublikasikan itu mengatasnamakan sebagai Kabag Ops Sardjito. Tadi kami konfirmasi, Kabag Ops kok cowok padahal Kabag Ops kami perempuan, " kata Banu.
Ia pun menegaskan bahwa di RSUP Dr Sardjito tidak ada pasien yang sedang dirawat karena penyakit Mers-Cov dan SARS-Cov yang disebabkan virus berbahaya seperti virus corona.
"Perawat kami semua siap tidak ada yang tertular pasien karena sampai saat ini tidak ada pasien yang mengalami 'coronavirus'," kata Banu.
Baca juga: Dinkes Kepri imbau warga cermat sebarkan informasi virus corona
Baca juga: Beredar video warga China berlarian, benarkah panik karena corona?
Baca juga: Disinformasi, virus corona menyebar di RSUP Sardjito
Baca juga: BPOM pastikan hoaks tentang obat "Paracetamol" mengandung virus
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020