Jakarta (ANTARA News) - Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) mengumumkan, tarif angkutan umum saat ini belum tentu disesuaikan atau turun, menyusul pengumuman pemerintah yang menurunkan harga jual BBM Solar dan Premium mulai 15 Desember 2008 pukul 00.00 waktu setempat. "Belum. Belum tentu turun tarifnya, meski solar diturunkan," kata Ketua Umum Organda, Murphy Hutagalung kepada ANTARA News di Jakarta, Minggu malam. Pemerintah, sebagaimana disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Minggu petang (14/12) mengumumkan bahwa harga BBM baru mulai 15 Desember 2008 pukul 00.00 turun yakni jenis Premium dari Rp5.500 menjadi menjadi Rp5.000 per liter dan solar dari Rp5.500 menjadi Rp4.800 per liter. Sebelumnya, mulai 1 Desember 2008, pemerintah hanya menurunkan harga BBM jenis Premium dari Rp6000 per liter menjadi Rp5.500, sedangkan solar tidak turun. Murphy menyatakan, kontribusi BBM pada operasi angkutan itu tidak lebih dari 30 persen, tetapi komponen lain yang signifikan berpengaruh adalah harga suku cadang, beban retribusi dan aneka pungutan liar (pungli) serta tingkat isian penumpang yang tinggal 40-50 persen. "Harga suku cadang saat BBM solar naik jadi Rp5.500, maka harga suku cadang sudah 120 persen kenaikan. Bagaimana kami tak kelabakan dengan kenyataan ini," katanya. Oleh karena itu, dia mendesak agar pemerintah, memberikan perlakuan khusus kepada angkutan umum dalam hal harga BBM. "Angkutan umum harus diberikan harga khusus yang berbeda dengan kendaraan pribadi, biar ada pengaruhnya sehingga pengguna sepeda motor beralih lagi ke angkutan umum," katanya. Namun, Murphy mengakui penurunan untuk harga solar tersebut cukup signifikan. "Hampir 20 persen," katanya. Dia juga menyatakan, siap berembuk dengan pihak terkait, terutama regulator. "Kami siap saja bertemu dengan siapa pun," katanya. Dihubungi terpisah, Kepala Pusat Komunikasi Publik, Departemen Perhubungan, Bambang S Ervan mengakui, pihaknya memiliki sejumlah formula tarif untuk angkutan umum dan siap dinegosiasikan dengan Organda. "Dengan penurunan harga solar cukup signifikan itu, diharapkan pengusaha angkutan mau jujur pada kenyataan yang ada. Dulu, ketika mereka mengusulkan kenaikan tarif, trennya meninggi dan disetujui pemeritah, di bawah angka usulan mereka. Kini, saatnya mereka lakukan juga penyesuaian," kata Bambang.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008