Bogor (ANTARA News) - Menteri Kehutanan MS Kaban optimis penanaman 100 juta pohon yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada akhir November lalu, bisa terlampaui. "Saya optimis, karena di Pulau Jawa saja sudah diikuti dengan aktivitas penanaman bibit pohon dalam jumlah besar," kata MS Kaban usai menanam bibit pohon secara simbolis, di lapangan Batalyon 315 Garuda, Gunungbatu, Kota Bogor, Jabar, Minggu. Dikatakannya, laporan yang diterimanya di Jawa Tengah saat ini sudah menanam 31,6 juta bibit pohon dan di Jawa Timur sudah menanam 22 juta bibit pohon. "Apalagi di Jawa Barat juga aktif menanam bibit pohon, serta daerah-daerah lainnya, sehingga saya optimis pencanangan 100 juta pohon sampai akhir Desember, bisa terlampaui," katanya. Dalam kesempatan tersebut, MS Kaban juga mengucapkan terima kasih kepada Himpunan Alumni Fakultas Kehutanan (HA Fahutan) Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Kota Bogor, yang telah menggerakkan 150 kelompok masyarakat di Bogor untuk menanam 15.000 bibit pohon di daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung, Cisadane, Cimandiri. Menurut dia, gerakan ini merupakan wujud nyata dari ajakan Presiden SBY untuk menanam 100 juta pohon pada Desember 2008 serta ajakan dari Ibu Ani Yudhoyono bagi kaum perempuan untuk menanam 10 juta bibit pohon. Aksi 150 kelompok masyarakat yang menanam 15.000 bibit pohon, kata dia, merupakan bentuk kesadaran masyarakat Bogor untuk menanam dan memelihara bibit pohon yang ditanamnya. Dengan terus dilakukannya penanaman bibit pohon di lahan kritis dan DAS, kata dia, diharapkan bisa mengurangi bencana banjir dan longsor dan memulihkan kerusakan lingkungan. Dikatakannya, dampak dari kerusakan lingkungan adalah bencana banjir dan longsor setiap musim hujan, panas bumi meningkat, terjadi rob di pantai, serta musim tidak teratur sehingga mengancam ketersediaan pangan. Kaban mengajak masyarakat untuk mengubah pola pikir dari gemar menebang menjadi gemar menanam dan cinta lingkungan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008