Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menegaskan, pihaknya akan mengantisipasi setiap ancaman gangguan keamanan berupa terorisme dan konflik jelang, saat dan setelah Pemilu 2009. "Kami, bersama Polri tidak akan menanggap remeh ancaman sekecil apapun, terutama yang berupa ancaman dari luar yakni terorisme dan konflik menjelang, saat dan setelah Pemilu. Tetap kita antisipasi," katanya, usai memimpim Gerak Jalan TNI dalam rangka Hari Ibu 2008 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Minggu. Terkait itu, tambah Djoko, TNI dan Polri akan melakukan latihan penanggulangan teror dan konflik Pemilu secara bersama pada 19-24 Desember 2008 untuk melatih koordinasi dan kesiapsiagaan baik dari masing-masing satuan maupun antarsatuan di jajaran TNI serta Polri. Dengan latihan bersama itu, maka akan terwujud suatu bentuk penanganan teror secara cepat, tepat, efektif dan efisien secara bersama-sama antara TNI dan Polri. "Jadi, tidak saling tunggu tetapi dilakukan serentak, cepat, tepat, efektif dan efisien," ujarnya. Selain koordinasi untuk penanganan teror, lanjut Djoko, dalam latihan itu juga akan dilatihkan kerjasama intelijen antara dua instansi sehingga setiap ancaman dapat dideteksi sejak dini. "Jadi, jangan anggap remeh. Kami akan deteksi, prediksi dan ditangani serentak, cepat, akurat, efektif dan efisien," ujar Panglima TNI. Dalam latihan tersebut, akan dilibatkan personel dari detasemen penanggulangan teror (gultor) Kopassus (TNI Angkatan Darat), Detasemen Jalamangkara (TNI Angkatan Laut), Detasemen Bravo (TNI Angkatan Udara), prajurit perwakilan kodam di seluruh Indonesia dan lain-lain. Latihan juga akan dibagi menjadi dua tahap yakni geladi posko dan geladi lapang.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008