Pontianak (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengajukan protes resmi kepada Pemerintah Malaysia setelah lima penduduk Kabupaten Sanggau tewas di Sarawak karena ditembak polisi Malaysia pekan lalu.
"Surat protes akan disampaikan melalui Konsulat Malaysia yang ada di Pontianak," kata Cornelis di Pontianak, Minggu, usai bertemu dengan inevstor asing.
Lima warga Kabupaten Sanggau, yakni Safri, Abang Hamzah bin Abang Mahmud, Suryadi, Sayuti bin Nasir, dan Marhaban bin Samsudin tewas 4 Desember 2008, diduga terlibat sejumlah kejahatan di Sarawak.
Namun, Cornelis mengaku terkejut memperoleh informasi kematian warganya tersebut sewaktu membaca di media massa. "Kaget juga, kejam banget," kata dia.
Surat protes resmi rencananya akan disampaikan pada Senin (15/12) dan isinya mempertanyakan bagaimana peristiwa tersebut bisa terjadi.
Gubernur lalu mengingatkan warga Indonesia untuk ekstra hati-hati pergi ke luar negeri. "Ikuti aturan main yang berlaku di negara tersebut."
Sementara itu Kepala Bidang Humas Polda Kalbar, AKBP Suhadi SW mengatakan, informasi dari Liaison Officer (LO) di Malaysia, Kompol Hendra, sebelum ditembak mati, kelima WNI itu terlibat baku tembak dengan polisi Malaysia.
Polisi Malaysia merazia, namun ketika sampai mobil yang ditumpangi para korban, kelima WNI itu tidak menggubris perintah polisi Malaysia.
Dalam kejar-kejaran itu sempat terjadi baku tembak dan akhirnya kelima WNI itu tewas.
Polda Kalbar terus memantau kasus tersebut melalui LO Kompol Hendra, sementara kelima jenazah WNI itu tiba di Indonesia Jumat (12/12) serta sudah dimakamkan di kampung halaman mereka di Kecamatan Balai Karangan. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008