JJambi (ANTARA News) - Pertikaian maut di Kabupaten Sorolangun, Jambi, antara dua kelompok dalam Suku Kubu atau Suku Anak Dalam (SAD) telah menewaskan tiga warga SAD di Kecamatan Air Hitam, Jumat lalu (12/12), diselesaikan secara adat.
Dalam waktu dekat segera digelar pertemuan adat seluruh Temenggung (pimpinan kelompok SAD) yang ada di Kabupaten Sarolangun untuk menyelesaikan pertikaian diantara kedua kelompok tersebut, demikian Kabid Humas Polda Jambi AKBP Syamsudin Lubis SH membacakan pesan Kapolres Sarolangun AKBP Irawan Davis Syah, Minggu.
Seluruh Temenggung diundang dan diminta hadir pada pertemuan adat yang difasilitasi Pemerintah Kabupaten Sarolangun dan aparat keamanan serta kepolisian itu.
Rapat adat digelar untuk mencari jalan keluar dan mendamaikan kedua kelompok yang sedang bertikai sehingga permasalahan segera selesai dan tidak berbuntut panjang.
Sejak bentrok menewaskan tiga orang SAD dan puluhan lain luka-luka akibat dua kelompok SAD berkelahi gara-gara utang-piutang, polisi terus berjaga-jaga di lokasi kejadian.
"Sejak kemarin ratusan aparat Polres Sarolangun dibantu TNI terus berjaga-jaga di lokasi kejadian di Desa Pematang Kabau Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun," tegas jurubicara Polda Jambi itu.
Bentrokan antara kelompok SAD yang menamakan diri Singosari melawan kelompok yang dikenal dengan Kadasung itu bermula dari soal utang piutang untuk mesin pemotong pohon (chainsaw) di mana salah satu kelompok merasa dirugikan kelompok lainnya sehingga terjadi perselisihan.
Sebelumnya kedua kelompok bertikai sudah pernah berupaya damai secara adat, namun keesokan harinya kelompok lain menyerang ke desa salah satu kelompok sehingga terjadi bentrok masala Jumat siang (12/12).
Akibat bentrokan maut yang menggunakan senjata tajam dan senjata api rakitan (kecepek) tersebut, tiga orang korban kelompok Singosari tewas di tempat kejadian yakni Nunas (30), Basilang (28) dan Melinting (35), sedangkan puluhan orang lainnya menderita luka bacok cukup serius.
Bentrokan dapat diredakan setelah ratusan polisi diturunkan ke tempat kejadian dan sampai saat ini terus berjaga-jaga untuk menghindari bentrok susulan.
Sementara itu Direktur Eksekutif Kelompok Peduli Suku Anak Dalam (KOPSAD) Boeddhi V. Jauhari meminta Pemkab Sarolangun dan Pemkab Batanghari turut membantu menyelesaikan pertikaian antar dua kelompok SAD itu, karena pertikaian itu diduga melibatkan warga SAD dari Kabupaten Batanghari.
Pemkab harus melibatkan para Temenggung untuk menuntaskan kasus tersebut, dan saatnya lebih serius membina SAD, agar kehidupan mereka tidak tertinggal," tambahnya. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008