wisatawan juga ikut belajar menari dan menggali sejarahnya
Pekanbaru (ANTARA) - Kampung Meskom di Kabupaten Bengkalis menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan untuk mengunjungi Provinsi Riau, karena tradisi warga setempat yang melestarikan tarian tradisional zapin.
Kepala Dinas Kebudayaan Riau, Raja Yoserizal di Pekanbaru, Selasa, mengatakan pada Januari ini wisatawan dari Jakarta, Malaysia dan Thailand mengunjungi Kampung Meskom karena tertarik dengan keunikan tradisi di tempat itu.
Ia menjelaskan tari Zapin di Riau dianggap sebagai buah akulturasi budaya Arab dan budaya Melayu di masa silam. Nilai dan filosofi dari ragam gerak Tari Zapin Bengkalis diciptakan berdasarkan unsur sosial masyarakat pendukungnya.
"Tari ini bukan hanya semata-mata sebagai ungkapan ekspresi, tetapi merupakan wajah batiniah dan ekspresi kultural masyarakat yang melahirkan. Lahir di lingkungan masyarakat melayu Riau yang sarat dengan berbagai tata nilai," katanya.
Baca juga: 4.000 anak pecahkan rekor menari zapin di Jambi
Baca juga: Zapin Senggayong wakili RI di Festival Muara Singapura
Bagi wisatawan domestik dan mancanegara, lanjutnya, selain bisa mengunjungi destinasi wisata bahari di Kabupaten Bengkalis, Tari Zapin di daerah tersebut juga menjadi atraksi wisata unik.
"Di Kampung Zapin Meskom, selain disuguhi Tari Zapin wisatawan juga ikut belajar menari dan menggali sejarahnya," ujar Yoser yang juga menjabat Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Riau.
Sementara itu, wisatawan dari Malaysia Juhfaidzal Azwad menuturkan, di Kampung Zapin Meskom pengunjung bisa mendapatkan pengalaman yang menarik. Menurutnya warga di Kampung itu jelas terlihat secara bersama-sama menaikkan martabat warisan budaya daerahnya.
"Kalau di Malaysia juga ada Zapin tapi hanya satu-satu saja. Di Meskom ada Zapin dalam satu kampung dan ini sangat luar biasa. Anak-anak muda disini masih banyak yang berminat mempelajari Tari Zapin sehingga budaya Zapin terus hidup tidak mati ditinggal jaman. Atraksi ini sangat menarik," kata Juhfaidzal.
Ia menyarankan, alangkah lebih baik lagi bila di Kampung Zapin Meskom disediakan home stay atau pondok wisata bagi wisatawan yang hendak mempelajari Tari Zapin Riau lebih banyak.
"Para pelancong yang datang ke Kampung Zapin Meskom hanya melihat atraksi ini selama 2 hingga 3 jam. Menari bersama sambil mencicipi kuliner lokal. Apabila ada biro perjalanan pariwisata yang menawarkan penginapan pondok wisata, mungkin para pelancong bisa menginap disini untuk mempelajari gerakan Tari Zapin lebih banyak dan menggali kearifan lokal lainya di Kampung ini," pungkasnya.
Baca juga: Medan lestarikan tarian zapin Labuhan
Baca juga: 15 grup ikuti Temu Zapin Nusantara 2015
Zapin merupakan salah satu dari beberapa jenis tarian Melayu yang masih tumbuh dan konon, tarian ini diilhami oleh peranakan Arab yang berasal dari Yaman.
Diperkirakan pada abad ke 16, tarian ini dibawa oleh pedagang Arab yang kemudian merebak ke negeri-negeri di sekitar Johor, mulai Riau, Singapura, Serawak hingga Brunei Darussalam.
Tari Zapin jika dirunut dari sejarahnya sebetulnya bermula dari sebuah tarian khusus bagi kalangan istana di Kesultanan Yaman, Timur Tengah di masa silam. Nama zapin sendiri berasal dari kata "Zafn" yang dalam bahasa Arab berarti gerak cepat.
Sedangkan Zapin masuk ke Nusantara, sejalan pula dengan berkembangnya Islam sejak abad ke-13 Masehi. Tarian ini berkembang dan dilestarikan di kalangan masyarakat pemeluk Islam. Populernya tari ini tidak lepas dari nilai hiburan dan estetika yang dimiliki setiap gerakannya.
Untuk gerakan tari Zapin Melayu terbagi atas tiga gerakan, gerak pembuka (salam), gerak inti dan gerak penutup (tahto). Elemen Pengiring dalam tarian ini yakni, musik Syair Melayu Gambus dan Marwas.
Baca juga: Tari Zapin Melayu Malaysia Lebih Berkembang
Baca juga: Malaysia Dikhawatirkan Aku Tari Zapin Pesisir Kepri
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020