Saat musim hujan seperti saat ini, banyak petani cabai yang beralih menanam padi

Yogyakarta (ANTARA) - Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Yogyakarta mendekati akhir Januari terus melambung yaitu rata-rata mencapai Rp75.000 per kg, bahkan di sejumlah pasar dijual hingga Rp80.000 per kg.

“Persediaan untuk komoditas tersebut tetap ada. Distribusi juga tidak ada kendala. Tetapi memang, pedagang juga sudah membeli dengan harga tinggi sehingga cabai pun dijual dengan harga yang juga tinggi,” kata Kepala Bidang Bimbingan Usaha Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Benedict Cahyo Santoso di Yogyakarta, Selasa.

Baca juga: Pasokan langka, harga cabai rawit merah alami kenaikan

Harga jual cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Yogyakarta tersebut mengalami kenaikan sejak awal Januari 2020.

Cabai rawit merah biasanya dijual dengan harga sekitar Rp20.000-Rp25.000 per kg namun pada pekan pertama Januari 2020 sudah dijual dengan harga Rp50.000 per kg dan terus mengalami kenaikan.

Menurut Benedict, kenaikan harga cabai rawit merah tersebut diperkirakan akan berlangsung hingga Maret dan setelahnya akan mengalami penurunan harga seiring dengan kembalinya pola tanam petani.

“Saat musim hujan seperti saat ini, banyak petani cabai yang beralih menanam padi. Tanaman cabai pun banyak yang terserang jamur sehingga kualitas buah yang dihasilkan tidak terlalu baik. Tanamannya pun busuk bahkan ada yang mati,” katanya.

Perayaan Imlek, lanjut Benedict juga mempengaruhi harga jual cabai meskipun tidak terlalu besar. “Saat Imlek, permintaan cabai juga mengalami kenaikan,” katanya.

Baca juga: Harga cabai rawit di Pontianak melonjak, capai Rp80.000 per kilogram

Akibat harga cabai yang cukup tinggi, Benedict mengatakan banyak pedagang yang kemudian mengurangi jumlah persediaan disesuaikan dengan modal yang dimiliki. “Pedagang juga khawatir jika memiliki stok yang banyak justru tidak laku dijual dan cabai busuk,” katanya.

Selain dari Sleman dan Muntilan, Kota Yogyakarta juga bisa memasok kebutuhan cabai rawit dari Magelang dan Bantul.

Sementara itu, Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY Hilman Tisnawan mengatakan siap melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait kenaikan harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional.

"Kenaikan harga cabai ini tidak hanya terjadi di Kota Yogyakarta saja tetapi merata di daerah-daerah lainnya. Harga jual di luar juga ikut berpengaruh pada harga di Yogyakarta,” katanya.

Salah satu upaya untuk menjaga agar harga cabai rawit merah di pasar tradisional Kota Yogyakarta tetap terkendali adalah mendorong petani untuk mengalokasikan secara khusus cabai rawit untuk memenuhi kebutuhan warga Yogyakarta.

Hilman mengatakan kebutuhan cabai di Yogyakarta tidak terlalu besar yaitu sekitar 2,5 ton per hari atau jauh lebih kecil dibanding panen cabai yang bisa mencapai 40 ton per hari.

“Kenaikan harga cabai rawit merah tersebut memang bisa memicu inflasi. Tetapi kami belum menghitung proporsi kenaikan cabai rawit merah terhadap inflasi,” katanya yang menargetkan menjaga inflasi sepanjang 2020 dengan nilai plus-minus tiga.

Baca juga: Harga cabai rawit merah di Purwokerto kembali melonjak

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020