Peran Seafdec ini penting untuk mempererat kerja sama kita dengan negara-negara di Asia Tenggara

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membangun Balai Riset Perikanan Perairan Darat Se-Asia Tenggara (Seafdec) guna memperkuat kerja sama sektor perikanan dengan negara-negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dalam rilis di Jakarta, Selasa, menyatakan bahwa ini adalah satu-satunya balai riset perikanan perairan darat di kawasan Asia Tenggara.

Edhy Prabowo berpesan agar kajian-kajian di balai riset ini bisa ditransfer dengan baik ke masyarakat sehingga warga juga dapat memperoleh pengetahuan yang luas di bidang budi daya perikanan, terutama perairan umum darat.

"Peran Seafdec ini penting untuk mempererat kerja sama kita dengan negara-negara di Asia Tenggara. Walaupun demikian tidak ada gunanya bangunannya mewah, besar, megah tapi hanya lambang. Ilmunya harus bisa ditransfer ke masyarakat," katanya.

Dengan adanya Seafdec yang dibangun di Provinsi Sumatera Selatan ini, Edhy Prabowo juga mengutarakan harapannya agar ke depannya juga bisa terbangun citra Sumatera Selatan sebagai sentra penghasil ikan air tawar di Indonesia maupun di Asia Tenggara.

Kepala Badan Riset dan SDM (BRSDM) Kelautan dan Perikanan Sjarief Widjaja menjelaskan bahwa Seafdec memiliki tiga fungsi utama, yakni mempersiapkan kajian stok ikan beserta wilayah pengelolaannya; konservasi wilayah perairan sebagai plasma nutfah; dan pengembangan jalur perikanan di Indonesia.

"Seafdec juga berperan menciptakan output unggulan di pengelolaan perikanan perairan umum daratan, karenanya kami menciptakan sejumlah inovasi agar dapat memberikan dampak positif dan bermanfaat bagi masyarakat," tutur Sjarief.

Baca juga: Indonesia, Jepang perkuat kerja sama perikanan di Natuna

Inovasi pertama yakni aplikasi DACOFA (Data Collection for Fishery Activities), yang para enumerator atau pengguna melakukan input data secara cepat dan efisien, sehingga seluruh data akan terekam dalam satu pusat data.

Hasil keluaran lainnya adalah aplikasi BATAS (Barrier Tracking System) yang diciptakan untuk rencana jangka panjangnya adalah manajemen adapatif untuk pengoperasian bendungan dan penghalang di sungai-sungai Indonesia untuk mencapai pemulihan konektivitas aliran yang lebih efisien dan mengatasi dampak yang disebabkan oleh fragmentasi sungai.

Di samping itu, turut diperkenalkan pula Buku Alat dan Metode Penangkapan Ikan di Perairan Umum Daratan Indonesia, serta model suaka perikanan Perairan Umum Daratan pada tipe daerah rawa banjiran yang bernama SPEECTRA (Special Area for Fish Conservation and Fish Refugia). SPEECTRA merupakan suaka perikanan buatan yang menjadi tempat berlindung ikan serta menjadi cadangan produksi ikan.

Baca juga: KKP gencarkan pelatihan diversifikasi pengolahan ikan

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020