Pembangunan ekonomi saat ini menunjukkan tantangan bagi kondisi global yang akan berlanjut pada tahun 2020
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan wabah virus corona diperkirakan menambah ketidakpastian ekonomi global tahun 2020.
"Pembangunan ekonomi saat ini menunjukkan tantangan bagi kondisi global yang akan berlanjut pada tahun 2020 walaupun tensi perdagangan lebih baik," katanya dalam sambutan peluncuran Laporan Pembangunan Dunia (WDR) 2020 di Jakarta, Selasa.
Selain virus corona, disrupsi manufaktur global dan tensi geopolitik juga menjadi tantangan yang juga membuat ketidakpastian ekonomi global.
Baca juga: Menko Airlangga sebut program "Quick Wins" kuatkan pondasi ekonomi RI
Meski begitu, Airlangga mengatakan dari pertemuan Forum Ekonomi Dunia (WEF) tahun 2020 di Davos, Swiss, seluruh negara optimistis dengan perkembangan ekonomi saat ini.
"Ada sinyal positif dari sebagian besar area di empat benua yang semuanya optimistis tahun ini bahwa resesi itu seperti tidak terjadi," katanya.
Pendorongnya, kata dia, pertumbuhan yang kuat di Amerika Serikat hingga "gencatan senjata" perdagangan antara Amerika Serikat dan China.
Baca juga: Menko Airlangga sebut avtur satu harga akan dikaji
Meski Dana Moneter Internasional (IMF) mengoreksi pertumbuhan ekonomi global, namun Menko Airlangga menyebut fundamental ekonomi masih positif.
Fundamental ekonomi, kata dia, masih menggema dan Indonesia mampu menumbuhkan ekonominya kisaran 5 persen tahun 2019 utamanya didorong konsumsi domestik dan investasi.
"Indonesia akan terus menguatkan daya saing dan investasi," katanya.
Baca juga: Menko Perekonomian perlu serius perhatikan kompleksitas ekonomi
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengonfirmasi jumlah kasus infeksi virus corona tipe baru bertambah menjadi 2.798 secara global per 27 Januari 2020.
Di China, termasuk Hong Kong, Makau, dan Taipei, menurut WHO, ada 2.741 kasus positif infeksi virus corona baru dan 5.794 kasus dugaan infeksi virus itu serta 461 yang sakit parah dan 80 orang yang meninggal dunia akibat infeksi virus tersebut.
Sementara di luar China, ada 37 kasus infeksi virus corona baru yang tersebar di 11 negara yakni Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Singapura, Australia, Malaysia, Thailand, Nepal, Amerika Serikat, Kanada dan Prancis.
Baca juga: Kepala BKPM berharap Virus Corona tak pengaruhi investasi dari China
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020