Padang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, memandang kekurangan pupuk yang banyak dialami masyarakat saat ini, dampak meningkatnya kebutuhan petani terhadap penyubur tanaman itu, karena dalam kurun dua tahun berturut-turun produksi pertanian meningkat, bukan saja sawah tetapi juga perkebunan. Hal itu disampaikan Presiden dalam sambutannya di depan ribuan petani pada acara panen raya padi sabatang dan peresmian sejumlah sarana termasuk, Irigasi Batanghari di Jorong Bukit Mindawa, Kenagarian Tebing Tinggi, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumbar, Sabtu. Hadir dalam acara itu, Menteri Pertanian, Anton Apriyantono, Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto, Gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi dan sejumlah bupati/walikota serta para pejabat di provinsi itu. Presiden kembali menegaskan, dalam dua tahun berturut-turun produksi pertanian dan perkebunan kita meningkat tajam, sehingga keperluan pupuknya menjadi meningkat tajam juga. Ini ada cerita, tambah Presiden, seperti "nikmat membawa sengsara, sengsara membawa nikmat, Insya Allah nikmat membawa nikmat nantinya". Oleh karena itu, jangan dicegah penigkatan produksi pangan dan perlu disyukuri, dilanjutkan kalau kurang pupuk mari diatasi. "Jadi kalau ada yang betanya, mengapa pupuk kurang?, ya kebutuhan pupuk meningkat, karena pertaniannya berkembang, produksinya naik, itulah masalahnya. Maka tak usah pertanyakan pupuk kurang, tetapi bagaimana mengatasi kekurangan tersebut," katanya. Menurut Kepala Negara, solusinya dalam mengatasi kekurangan pupuk itu, pertama, produksi harus ditambah, pabrik harus giling untuk menambah produksi, jika ada kekurangan gas pada pabrik, gas kita diatasi. "Untuk peningkatan produksi pupuk, kita tentu harus menjadi ketersedian gas sebagai pembangkit energi," katanya. Pemerintah kini tengah mengupayakan peningkatan produksi pupuk dengan menambah pabrik maupun meningkatkan produksi pabrik yang telah ada. Saat ini, pusat produksi pupuk nusantara berada di Aceh, Jawa, Kalimantan dan daerah lainnya. Dalam kesempatan itu, Presiden menyatakan, Indonesia mengalami kemajuan pesat dalam bidang produksi pertanian dan perkebunan. Oleh karena itu, Presiden mengharapkan pemerintah mampu meningkatkannya, melalui jaminan pasokan pupuk dan dengan menambah produksinya. Presiden mengimbau, jajaran pemerintahan mulai dari pusat, tingkat provinsi, Pemkab/Pemkot hingga level terbawah menjamin distribusi pupuk agar sampai ke tangan petani. "Jangan ada lagi pupuk yang alihkan dan diselewengkan," katanya. Dalam kesempatan itu, Kepala Negara menyatakan, persediaan beras nasional lebih dari cukup akibat produksi beras nasional yang meningkat. Meskipun negara-negara lain mengalami kenaikan harga akibat resesi ekonomi, bangsa Indonesia masih dapat mengelolah secara baik sehingga harga beras masih stabil dan pas.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008