"Dari 60 perusahaan minyak dan gas bumi yang berproduksi di Indonesia tidak satupun yang terindikasi akan memutuskan hubungan kerja akibat krisis yang terjadi saat ini," kata Wakil Kepala BPMIGAS Indonesia, Abdul Muin di Palembang, Sabtu.
"Kalaupun ada tenaga kerja yang berhenti paling-paling karena kontrak kerja mereka memang sudah habis bukan karena dampak krisis yang terjadi kini," katanya.
Abdul Muin mengakui, sejumlah perusahaan energi dipastikan mulai mengefisiensikan kinerja dengan membatasi pengeluaran yang membutuhkan dana besar termasuk mengefektifkan lapangan yang di eksplorasi.
Sementara itu, Manager Departemen Humas, PT Medco E & P Indonesia, Taufik Rahardjo memastikan, tidak ada PHK di perusahaannya.
"Seribu lebih karyawan PT.Medco E & P Indonesia dipastikan aman dari PHK karena perusahaan migas berbeda dengan sektor usaha lain yang rentan terkena PHK," katanya.
Taufik menambahkan, kalaupun ada isu PHK pada perusahaan Migas bukan karyawan perusahaan atau kontraktor tetapi biasanya pihak ketiga atau penyedia tenagakerja yang memang menyediakan layanan jasa tenagakerja.
"Menghadapi krisis ekonomi dunia saat ini, kami hanya mengefisienkan eksplorasi atau pengeboran dari sebelumnya 10 lapangan kini hanya dilaksanakan enam lapangan saja sehingga tidak ada PHK," katanya.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008