Jakarta (ANTARA News) - General Motors akan melanjutkan rencana pengoperasian kembali pabriknya di Indonesia walau upaya memperoleh persetujuan "bailout" atau dana talangan sebesar 14 miliar AS dolar dari pemerintah Amerikat Serikat digagalkan Senat.

"Memang voting yang dilakukan Senat belum mencapai 60 suara, tetapi pemerintah Amerika saat ini sedang membicarakan langkah penyelamatan lain untuk tiga perusahaan otomotif terbesar di sana, termasuk GM," kata Managing Director PT General Motors AutoWorld Indonesia (GMAWI) Mukiat Sutikno kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Dia mengatakan GMAWI tetap fokus memperluas jaringan Chevrolet di Indonesia, diantaranya dengan meluncurkan dua produk baru pada 2009, sehingga secara berkelanjutan dapat memperkuat merek Chevy di Tanah Air.

"Kami sendiri tetap yakin pihak managemen GM Corporation di kantor pusat akan melakukan langkah-langkah yang tepat untuk melewati masalah krisis global ini," terangnya optimistis.

Kegagalan mendapat dukungan suara mayoritas Senat memang membuat pihak GM kecewa, tetapi saat ini pemerintah AS sedang mencari jalan lain untuk menyelamatkan ketiga perusahaan otomotif AS (GM, Chrysler, Ford) dengan menggunakan dana "Trouble Assets Recovery Program" (TARP), papar Mukiat.

TARP adalah dana tangan atau "bailout" sebesar 700 milar AS dolar yang diberikan kepada industri keuangan AS Oktober lalu di mana dari 350 miliar AS dolar pertama telah diberikan Departemen Keuangan AS kepada bank-bank dan perusahaan asuransi bermasalah hanya 15 miliar AS dolar yang tersisa.

Mukiat melanjutkan, krisis keuangan global memang berdampak berat terhadap GM, tetapi manajemen tetap harus menghadapinya, paling tidak memelihara optimisme bahwa keadaan GM segera membaik.

"Nick (Reilly, Presiden Direktur GM Asia Pasifik) juga tetap akan datang ke Indonesia bulan Januari nanti, sekaligus melakukan inspeksi pabrik kami yang ada di Bekasi," katanya.

GM sendiri telah berkomitmen memproduksi kembali kendaraan di Indonesia, ditandai dengan persiapan mengoperasikan kembali pabrik di Bekasi yang telah mencapai 80 persen. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008