Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota AKP Dadang Sudiantoro membenarkan adanya temuan mayat seorang siswi di gorong-gorong, dan saat ini kasusnya masih dalam penyelidikan untuk mengetahui penyebab kematiannya.

Tasikmalaya (ANTARA) - Kepolisian Resor Tasikmalaya Kota menyelidiki penyebab seorang siswi SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya yang ditemukan tewas di gorong-gorong depan sekolahnya, di Kecamatan Mangkubumi, Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota AKP Dadang Sudiantoro membenarkan adanya temuan mayat seorang siswi di gorong-gorong, dan saat ini kasusnya masih dalam penyelidikan untuk mengetahui penyebab kematiannya.

"Kita selidiki, dan autopsi diperlukan untuk memastikan kematiannya," kata Dadang.
Baca juga: Polisi terus dalami kasus siswi SD meninggal di toilet sekolah

Ia menyampaikan, korban inisial DS (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya saat ditemukan dalam gorong-gorong depan sekolah masih memakai seragam pramuka serta ditemukan tas sekolahnya.

Korban, lanjut dia, sebelumnya dilaporkan hilang oleh keluarga korban ke Polsek Mangkubumi pada Jumat (24/1), karena sejak Kamis (23/1) korban tidak pulang ke rumah seperti biasanya.

"Korban saat ini sudah dievakuasi ke rumah sakit untuk diautopsi," katanya pula.

Dadang mengungkapkan, awal penemuan jasad siswi itu ketika penjaga sekolah mencium bau amis di gorong-gorong, lalu diketahui ada sosok manusia di dalam aliran air itu.
Baca juga: Siswi SMK Bogor ditemukan tewas ditikam

Hasil pemeriksaan di lapangan, kata dia, belum diketahui adanya tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban, namun polisi membutuhkan autopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya.

"Kita akan memohon ke keluarga korban untuk autopsi," kata dia.

Salah satu anggota keluarga korban, Ade Munir (56) membenarkan, korban merupakan anggota keluarganya yang tidak pulang sejak Kamis (23/1) sore atau usai pulang sekolah.

Keluarga korban, kata dia, sempat menanyakan ke sekolah, lalu meminta pihak sekolah menayangkan rekaman CCTV yang dimiliki sekolah, namun permintaan itu tidak dikabulkan sekolah karena harus ada rekomendasi polisi.

"Kami lalu melaporkan kehilangan anak ke polisi," katanya pula.

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020