Jakarta (ANTARA News) - Krisis ekonomi global kembali hantam perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Jumat, ditutup turun tajam 4,08 persen. IHSG BEI ditutup anjlok 53,726 poin menjadi 1.262,968 dan indeks LQ45 terkoreksi 13,858 poin atau 5,27 persen ke posisi 249,105. "Kekhawatiran terhadap krisis di AS, setelah adanya penolakan dari senat AS atas `bailout` terhadap tiga raksasa otomotif telah menjadi kekhawatiran pasar saham," kata Analis Riset PT Valbury Asia Securities Krisna Dwi Setiawan, kepada ANTARA News. Kondisi inilah yang membuat bursa di kawasan Asia mengalami penurunan tajam, seperti seperti indeks Hang Seng di bursa Hongkong yang anjlok 5,48 persen menjadi 14.758,38 dan indeks Straits Times di bursa Singapura yang turun 3,00 persen ke 1.740,34. Selain itu, Krisna juga mengungkapkan bahwa mundurnya RUPS Bakrie Brothers (BNBR) yang membuat terkatung-katungnya rencana pengambilalihan saham Bumi Resources (BUMI) milik BUMN oleh Northstar. Kondisi ini yang membuat saham BUMI terus mengalami tekanan jual senilai Rp100 menjadi Rp900 dan memimpin saham unggulan lain untuk menekan indeks BEI. Krisna juga menyebut Undang-undang Mineral dan tambang (Minerba) yang baru yang tidak diperbolehkannya untuk ekspor bahan mentah juga menjadi sentimen negatif pasar saham di BEI. "Perusahaan tambang diharuskan untuk membangun pabrik pengolahan lagi, sehingga akan menambah biaya lagi," jelasnya. Sentimen negatif di atas telah membuat saham yang turun di BEI mendominasi sebanyak 107 dibanding yang naik hanya 28, sedangkan 42 stagnan dan 280 tidak aktif diperdagangkan. Selain saham BUMI yang memimpin indeks anjlok, saham unggulan lainnya yang juga menekan indeks adalah Astra Internasional anjlok Rp900 ke level Rp9.750, Telkom terkoreksi Rp150 ke Rp6.450, Tambang Bautbara Bukit Asam anjlok Rp700 ke harga Rp6.800, United Tractors melemah Rp450 ke posisi Rp4.400, Bank BRI terkikis Rp375 ke harga Rp3.700 dan Perusahaan Gas Negara menurun Rp200 menjadi Rp2.000. Perdagangan saham berjalan cukup ramai dilihat dari jumlah transaksi sebanyak 54.309 kali dengan melibatkan 2,048 miliar saham dan nilai Rp1,420 triliun.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008