"Perlu dibuat semacam Crisis Centre yang dipimpin pejabat negara, sehingga informasi satu pintu dan tidak menimbulkan keresahan di masyarakat," kata Ridlwan, di Jakarta, Senin.

Jakarta (ANTARA) - Pengamat pertahanan Ridlwan Habib menyarankan agar Pemerintah Indonesia membuat pusat penanganan krisis (Crisis Center) untuk mengantisipasi Virus Corona masuk menyebar ke Indonesia termasuk untuk mengatasi keresahan masyarakat.

"Perlu dibuat semacam Crisis Centre yang dipimpin pejabat negara, sehingga informasi satu pintu dan tidak menimbulkan keresahan di masyarakat," kata Ridlwan, di Jakarta, Senin.
Baca juga: Terkait corona, pengawasan penumpang pesawat di Mataram diperketat

Menurut Ridlwan, Virus Corona Wuhan sudah menjangkiti ribuan penduduk Tiongkok (China), dan virus tersebut dideteksi sudah menyebar ke sejumlah negara.

"Ratusan penerbangan masih keluar masuk Indonesia, ini sangat mencemaskan, karena dari gejala yang ditemukan, korban terkena virus baru akan ketahuan seminggu lagi dari sekarang," kata dia.

Selain "crisis center", Presiden juga perlu membuat semacam satuan tugas atau "Task Force" khusus menghadapi Virus Corona Wuhan tersebut, dan anggotanya bisa berasal dari kementerian terkait dan para ahli di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

"Lebih baik bersiap untuk segala kemungkinan terburuk daripada menyesal di kemudian hari," ujarnya pula.
Baca juga: Antisipasi corona, bandara di Malang tingkatkan pengawasan

Kemudian, pemerintah juga bisa menyiagakan Kompi Nuklir Biologi dan Kimia (Nubika) TNI AD di bandara-bandara strategis dan objek vital nasional.

"Kalau kita lengah, pada minggu pertama awal Februari 'outbreak' virus bisa terjadi, sehingga harus dicegah semaksimal mungkin," ujar Ridlwan.

Lewat "crisis center", satuan tugas dan bersiaga di pintu keluar masuk Indonesia, kata dia, menjadi langkah penting untuk memastikan agar Indonesia bisa menutup akses virus ke Indonesia, dan juga membuat masyarakat merasa lebih tenang dalam menyikapi wabah Corona tersebut.

"Deteksi dini tidak bisa hanya dengan pemeriksaan suhu tubuh, perlu cek kesehatan terhadap semua penumpang penerbangan dari China yang masuk ke semua bandara di Indonesia, pemeriksaan kesehatan menyeluruh penting untuk memastikan tidak ada carrier atau orang terinfeksi yang masuk ke Indonesia," ujarnya.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020