Meskipun Bandara Abdul Rachman Saleh Malang bukan bandara internasional, namun tetap melakukan langkah antisipasi penyebaran virus corona melalui pengawasan menggunakan alat pendeteksi panas tubuh

Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pihak Bandara Abdul Rachman Saleh Malang, Jawa Timur, terus meningkatkan pengawasan, khususnya terhadap para penumpang yang tiba di wilayah Malang Raya, dalam upaya untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.

Koordinator Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Klas II Probolinggo wilayah kerja Bandara Abdul Rachman Saleh Malang, Diana M Zakaria, mengatakan bahwa di bandara tersebut telah dilengkapi dengan alat pendeteksi panas tubuh.

"Melalui alat ini, kami bisa mendeteksi penumpang yang suhu tubuhnya berada di atas 38 derajat Celcius," katanya di Bandara Abdul Rachman Saleh Malang, Senin.

Ia menjelaskan meskipun Bandara Abdul Rachman Saleh Malang bukan merupakan bandara internasional, namun pihaknya tetap melakukan langkah antisipasi penyebaran virus corona, melalui pengawasan menggunakan alat pendeteksi panas tubuh tersebut.

Menurut dia jika didapati penumpang dengan suhu tubuh tinggi, pihaknya akan melakukan wawancara terlebih dahulu terhadap penumpang tersebut untuk mendapatkan informasi yang lengkap.

Dari hasil wawancara dan pengumpulan keterangan tersebut, kata dia, baru nantinya akan diambil langkah lanjutan. Karena, suhu tubuh tinggi bukan berarti bisa langsung dinyatakan terserang virus corona, melainkan perlu pendalaman lanjutan.

"Terdapat dua orang petugas yang mengawasi. Jika memang didapati ada penumpang yang terindikasi, akan dirujuk ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA)," katanya.

Alat pendeteksi panas tubuh tersebut, kata Diana M Zakaria, telah dioperasikan sejak Rabu (22/1) dan hingga saat ini, belum ditemukan adanya penumpang yang kedapatan mengalami panas tinggi dan diperlukan pemeriksaan lanjutan.

Pihak RSSA sendiri telah menyiapkan sejumlah ruangan guna mengantisipasi adanya pasien yang terpapar virus corona. Di rumah sakit tersebut, disiapkan 30-40 tim medis yang terdiri dari beberapa dokter spesialis, dan perawat.

Berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 26 Januari 2020 menyebutkan bahwa sebanyak 2.014 orang terjangkit virus corona atau novel coronavirus (nCov), dan menyebabkan 56 orang meninggal dunia.

Dari total sebanyak 2.014 kasus tersebut, sebanyak 1.985 kasus dilaporkan berasal dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT), termasuk lima kasus di Hong Kong, dua kasus di Macau, dan tiga kasus di Taipei, Taiwan.

Di Asia Tenggara, Malaysia melaporkan adanya tiga kasus virus corona, Thailand lima kasus, dan Singapura sebanyak empat kasus.

Baca juga: Antisipasi corona, petugas Bandara Juanda wajib gunakan APD

Baca juga: Gubernur nyatakan mahasiswa Jawa Timur di Wuhan aman

Baca juga: KKP Surabaya perketat pengawasan kedatangan penumpang dari luar negeri

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020