Indeks Nikkei di Bursa Efek Tokyo (TSE) jatuh 483,67 poin atau 2,03 persen menjadi 23.343,51 poin

Tokyo (ANTARA) - Indeks Nikkei Jepang membukukan kerugian satu hari terbesar dalam lima bulan pada Senin, dengan saham-saham terkait pariwisata di bawah tekanan di tengah kekhawatiran bahwa wabah virus di China bisa lebih mematikan dan lebih sulit dikendalikan daripada yang diperkirakan.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) jatuh 483,67 poin atau 2,03 persen, persentase penurunan terbesar sejak 26 Agustus, menjadi mengakhiri perdagangan di 23.343,51 poin, tingkat penutupan terendah sejak 8 Januari.

Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas kehilangan kehilangan 27,87 poin atau 1,61 persen, menjadi ditutup pada 1.702,57 poin.

Baca juga: Bursa Saham Tokyo dibuka jatuh 454,78 poin, di tengah minimnya isyarat

China memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek dan lebih banyak perusahaan-perusahaan besar tutup dan menyuruh staf untuk bekerja dari rumah dalam upaya mengatasi penyebaran penyakit tersebut, ketika jumlah kematian meningkat menjadi 81 orang.

“Meskipun kita tidak dapat mengetahui berapa banyak penyakit akan menyebar, satu hal yang dapat kita katakan dengan pasti sekarang adalah bahwa konsumsi di China telah terpukul ketika Beijing mencoba mengendalikan epidemi,” kata Hiroyuki Ueno, ahli strategi senior di Sumitomo Mitsui Trust Asset Management, dikutip dari Reuters.

Pemerintah China telah melarang perjalanan paket wisata keluar negeri bagi para pelancong China, memukul saham perusahaan-perusahaan Jepang yang telah mendapat manfaat dari meningkatnya arus wisatawan China.

Subindex Topix saham maskapai penerbangan turun 3,4 persen ke level terendah sejak Mei 2017, dengan ANA Holdings dan Japan Airlines masing-masing jatuh 3,0 persen dan 3,9 persen.

Saham Oriental Land anjlok 7,8 persen, penurunan terbesar dalam lima tahun, menyusul laporan Nikkei bahwa operator Tokyo Disney Resort kemungkinan akan membukukan penurunan laba pertamanya dalam tiga tahun untuk sembilan bulan yang berakhir Desember.

Perusahaan perjalanan dan liburan H.I.S. jatuh 6,8 persen, sementara Keisei Electric Railway, yang menjalankan kereta api ke Bandara Narita Tokyo dari pusat kota, merosot sebanyak 6,2 persen, penurunan terbesar dalam tiga setengah tahun untuk saham yang biasanya defensif.

Pembuat kosmetik juga terpengaruh karena top-line mereka telah didorong oleh permintaan China, dengan Shiseido jatuh 5,5 persen dan Kose tergelincir 5,9 persen.

Di sisi lain, pembuat pakaian pelindung Azearth dan Airtech Jepang, yang memproduksi berbagai peralatan untuk rumah sakit guna mencegah infeksi, naik pada batas harian mereka, masing-masing melonjak 23,7 persen dan 17,1 persen.

Niitaka, yang membuat disinfektor, melambung 21,8 persen sementara pembuat masker Kawamoto Corp melonjak 21,6 persen.

Di tempat lain, Net One System, yang telah dilaporkan mempelopori transaksi fiktif yang melibatkan beberapa perusahaan untuk menghasilkan laba, anjlok 23 persen.

Aruhi kehilangan 11,1 persen karena laporan media tentang pemalsuan dokumen di perusahaan waralaba penyedia pinjaman perumahan itu. Perusahaan mengatakan belum mengonfirmasi keberadaan masalah tersebut.

Baca juga: IHSG melemah dibayangi kekhawatiran Virus Corona
Baca juga: Bursa saham Inggris berakhir 1,04 persen lebih tinggi

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020